(Vibinews – Stocks) – Kabar baik datang dari APEI (Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia), pasar modal Indonesia kian diperhitungkan di kancah internasional. Bahkan, tahun depan Indonesia didaulat menjadi tuan rumah pertemuan tahunan asosiasi perusahaan efek Asia atau Annual General Meeting of Asia Securities Forum (ASF).
Komite Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) Octavianus Budiyanto mengatakan bahwa kepercayaan ini membuktikan bahwa pasar modal Indonesia mampu bersaing dengan pasar modal di negara-negara dunia.
“Ini buat kami khususnya APEI sangat penting sekali karena kalau kita lihat pertumbuhan di pasar modal, indeksnya sangat luar biasa tapi banyak tantangan juga, yang harus kita hadapi ke depan,” ujarnya di sela -sela pelatihan wartawan pasar modal, di Bali, Jumat (15/12/2017).
Octavianus melanjutkan, dalam pertemuan tahunan tersebut akan dibahas mengenai permasalahan pada perusahaan efek setiap negara. Mereka, kata dia, juga akan berbagi pengalaman dan strategi dalam mengembangkan basis investor serta mendorong perkembangan pasar modal tiap negara.
Saat ini, pihak ASF masih menyaring isu isu yang bakal diangkat sebagai topik. Octavianus menyatakan, ASF tahun depan yang rencananya akan digelar di pulau Bali itu ditargetkan akan menghasilkan Bali Komiten dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU) antara 17 negara.
Salah satu topik yang bakal dibahas adalah imbas perkembangan teknologi digital dalam bentuk financial technology (fintech) kepada perusahaan sekuritas. Octavianus mengaku cukup khawatir perkembangan fintech akan mengikis profesi pialang saham pada perusahaan sekuritas.
Pasalnya, dengan perkembangan teknologi digital maka setiap investor ritel mampu melakukan transaksi tanpa bantuan broker. “Kita mungkin sharing untuk teknologi, tentunya untuk settlement segala macam sehingga nanti pasarnya lebih efisien dan lebh produktif untuk melakukan transaksi,” ujarnya.
Settlement yang dimaksudkan oleh Octavianus adalah penyelesaian transaksi perdagangan saham dari T+3 menjadi T+2. “Tentunya itu arahnya ke situ juga karena kita semua harus siap, bursa dan KSEI saya rasa punya rencana T+2 artinya itu perputaran uang makin besar,” kata dia.
Adapun negara anggota dari ASF diantaranya, Singapura, Iran, Vietnam, Mongolia, Thailand, Filipina, Malaysia, Korea Selatan, Malaysia, dan Turki. Apabila dibandingkan dengan negara anggota ASF, menurut Octavianus pasar modal Indonesia cukup unggul. Indonesia hanya kalah dengan Filipina dalam lima tahun terakhir dalam pertumbuhan indeks.
Seperti diketahui, minat investor untuk melakukan penghimpunan dana di pasar modal menujukkan tren positif. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan penghimpunan dana di pasar modal tumbuh sebesar 20% menjadi Rp197 triliun pada Oktober, meningkat Rp34 triliun dibandingkan September sebesar Rp163 triliun.
Deputi Komisioner Pengaturan dan Pengawasan Terintegrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Imansyah mengatakan, ada tren baru penghimpunan dana dari bank ke pasar modal. Pasalnya, ketika penghimpunan dana di pasar modal mulai berlari, sebaliknya kondisi penghimpunan dana di perbankan justru melambat.
Kawasan Asia Tenggara menjadi kawasan favorit tujuan investasi. Bahkan, sejak dibentuknya Association of South East Asia Nations (ASEAN) yang merupakan perhimpunan bangsa-bangsa di Asia Tenggara pada tahun 1967, belum pernah ada sengketa antar negara.
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Kapolri) Tito Karnavian mengungkapkan bahwa kawasan ASEAN adalah kawasan salah satu kawasan yang paling aman di dunia. Konflik yang terjadi selama ini sifatnya intern yang dapat ditangani oleh pemerintahnya.
Untuk hari ini, Jumat (15/12), meskipun sempat dibuka lebih rendah dari harga penutupannya dan terseok-seok pada perdagangan hari ini, namun pasar saham Indonesia berhasil ditutup menguat dan kembali mencatatkan rekor lagi.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 5,77 poin atau 0,09% ke 6119,42 sementara indeks saham-saham unggulan yang lebih dikenal dengan indeks LQ45 ditutup melemah menjadi 1030,10, turun 2,64 poin atau 0,25%.
IHSG ditutup dengan 157 saham menguat, 178 saham melemah dan 117 saham stagnan. Ringkasa perdagangan hari ini tercatata ada 22.156 miliar saham yang diperjualbelikan pada sepanjang perdagangan bursa hari ini dengan nilai sebesar Rp.10.88 triliun.
Selasti Panjaitan/VMN/VBN/Senior Analyst Stocks-Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang