(Vibiznews-Forex) Dolar AS bertahan di atas level terendah tiga tahun terhadap sekeranjang mata uang pada akhir perdagangan akhir pekan Sabtu dinihari (20/01), menandai minggu kelima penurunan dan penurunan beruntun terpanjang sejak Mei 2015 karena kekhawatiran mengenai kemungkinan penutupan pemerintah A.S.
Pada hari Kamis, Dewan Perwakilan Rakyat A.S. mengeluarkan sebuah undang-undang untuk mendanai operasi pemerintah sampai 16 Februari dan menghindari penutupan badan dari hari Sabtu ketika alokasi yang ada akan berakhir. RUU tersebut belum disetujui oleh Senat, di mana ia menghadapi masa depan yang tidak menentu.
Pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer bertemu dengan Presiden Republik Donald Trump pada hari Jumat untuk menemukan cara untuk mencegah sebuah penutupan. Schumer menyarankan beberapa kemajuan dibuat namun mereka masih memiliki “sejumlah besar ketidaksepakatan.”
Bahkan saat kemungkinan penutupan, dolar AS berhasil bertahan terhadap sejumlah mata uang utama dengan basis perdagangan. Beberapa investor meremehkan kemungkinan penutupan, dengan mengatakan bahwa dampak pasar akan ringan pula.
Indeks dolar AS berakhir naik 0,21 persen pada 90,68.
Ini menyentuh level terendah sejak Desember 2014 minggu ini, dengan investor menjual pada pandangan bahwa lebih banyak bank sentral akan bergabung dengan Federal Reserve dalam menaikkan suku bunga, setelah bertahun-tahun menerapkan kebijakan ultra-longgar untuk memerangi krisis keuangan global 2008 dan resesi berikutnya.
Euro turun 0,14 persen pada $ 1,222, di bawah level tertinggi tiga tahun di $ 1,2323 yang disentuh pada hari Rabu.
Mata uang Euro membukukan kenaikan minggu kelima berturut-turut sebelum pertemuan Bank Sentral Eropa hari Kamis depan.
Dolar AS turun 0,30 persen pada 110,76 yen, dengan rebound dari level terendah empat bulan di hari Senin di 110,19 yen yang sudah memudar bahkan karena benchmark imbal hasil A.S. 10 tahun naik ke level tertinggi sejak September 2014.
Penurunan tipis dalam pembelian obligasi Bank of Japan bulan ini mendorong spekulasi tentang kemungkinan kemunduran dalam kebijakannya, meskipun banyak pelaku pasar berpikir bahwa pergerakan akan berlangsung beberapa bulan lagi.
Mereka menambahkan bahwa mereka akan melihat ke pertemuan kebijakan BOJ minggu depan untuk mendapatkan kejelasan mengenai pendiriannya.
Faktor lain di balik kelemahan dolar adalah investor global, termasuk dana sovereign wealth dan bank sentral, yang mendukung mata uang lainnya.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan indeks dolar AS berpotensi lemah dengan pengaruh penutupan pemerintah AS.
Asido Situmorang/VMN/VBN/Editor & Senior Analyst Vibiz Research Center