Market Outlook 22-26 January 2018

1362

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia bergerak dalam rally rekor empat hari berturut-turut dalam pengaruh sentimen positif dari bursa Wall Street dan kawasan Asia, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat di rekor ke level 6,490.90. Untuk minggu berikutnya (22-26 Januari) IHSG kemungkinannya akan sempat dihadang dengan aksi ambil untung investor meski peluang untuk menembus level 6500 tetap terbuka. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 6490 dan 6550, sedangkan support di level 6361 dan kemudian 6220.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat bergerak menguat signifikan sementara dollar AS masih tetap lemah di sekitar tiga tahun terendahnya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,370 dan 13,453, sementara support di level 13,283 dan 13,213.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Crude Oil Inventories pada Rabu malam; disambung dengan rilis Unemployment Claims dan New Home Sales pada Kamis malam; berikutnya data Core Durable Goods Orders m/m dan Advance GDP Price Index q/q pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Average Earnings Index 3m/y Inggris pada Rabu sore; selanjutnya rilis pengumuman Minimum Bid Rate ECB Eropa pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level ultra low00%; diakhiri dengan data Prelim GDP q/q Inggris pada Jumat sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data BOJ Policy Rate (Jepang) pada Selasa pagi yang diperkirakan bertahan di level ultra low -0.10% .

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar masih berkisar di level tiga tahun terendahnya tertekan oleh kekuatiran penutupan (shutdown) administrasi Pemerintah AS, di mana secara mingguan index dollar AS melemah tipis ke level 90.69. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau menguat ke 1.2219, sekitar level tiga tahun tertingginya. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.2322 dan kemudian 1.2569, sementara support pada 1.1915 dan 1.1816.

Poundsterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.3852 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.4387 dan kemudian 1.5012, sedangkan support pada 1.3457 dan 1.3301. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 110.77. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 113.38 dan 113.73, serta support pada 110.19 serta level 109.54. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7990. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.8035 dan 0.8102, sementara support level di 0.7807 dan 0.7637.

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat mengikuti pergerakan rally dari Wall Street dan bersamaan dengan meningkatnya yields surat berharga AS. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 23790. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 23950 dan 24500, sementara support pada level 22735 dan lalu 22115. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat rekor ke level 32206. Minggu ini akan berada antara level resistance di 32206 dan 32330, sementara support di 29506 dan 28116.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat dan beberapa kali mencetak rekor oleh kinjerja laporan keuangan sejumlah emiten besar sekalipun ada isyu shutdown pemerintahan AS. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat ke level 26066, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 26130 dan 26400, sementara support di level 25256 dan 24738. Index S&P 500 minggu lalu menguat rekor ke level 2809.8, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2810 dan 3000, sementara support pada level 2736 dan 2694.

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau sedikit terkoreksi oleh upaya rebound dari dollar dan profit taking investor, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang terkoreksi terbatas ke level $1331.30 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1344 dan berikut $1374, serta support pada $1305 dan $1262. Di Indonesia, harga spot emas terpantau melemah tipis ke level Rp570,259 per gram.

 

Memasuki minggu keempat bulan pertama tahun 2018, pasar terpantau masih fluktuatif di berbagai instrumen investasi. Tahun ini telah diawali dengan ketidakpastian, termasuk kurang jelasnya akhir dari pada rally pasar, bahkan mungkin sudah mengalami kerugian di beberapa transaksi investasi. Sebagian investor mungkin menyebutkan bahwa pasar sedang kurang jelas, sebagian lagi memandang ini sebagai kesempatan untuk suatu trading di dalam range. Tentunya ini semua harus didukung dengan skill dan knowledge. Bersama vibiznews.com Anda bisa mengembangkan hal-hal tersebut secara optimum. Selamat menuai lebih lagi sukses Anda di tahun ini, pembaca setia Vibiznews!

 

 

Analyst: Alfred Pakasi

Editor: J. John

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here