Kekuatan Dollar AS Awal Februari 2018 Diragukan

622

Gagalnya Pidato Presiden AS Donald Trump pertama di hadapan Kongres menghibur dollar AS yang berkabung, akhirnya berhasil diangkat oleh pengumuman kebijakan suku bunga Fed jelang penutupan pasar sesi Amerika. Namun posisi dollar yang sudah tertekan cukup dalam hanya naik sedikit dan posisi harian mata uang utama tersebut tetap dalam posisi bearish.

Seperti yang dilaporkan sebelumnya suku bunga acuan Federal  Reserve  tidak berubah dengan memutuskan menetapkan suku bunga acuan di kisaran antara 1,25 persen dan 1,5 persen. Namun  Bank sentral tersebut  memberikan penilaian ekonomi AS yang meningkat dan target inflasi 2 persen akan tercapai dalam jangka menengah.

Terhadap beberapa rival utamanya, indeks dolar turun 0,18 persen menjadi 89,00, sebelum pulih naik 0,13 persen menjadi 89,28. Pekan lalu dolar turun di bawah 89.00 yang merupakan level terendah sejak 2014 saat menyentuh level terendah 88.43.

Dollar AS naik 0,47 persen menjadi 109.32  terhadap yen dalam pair USDJPY,  terhadap pound Inggris naik 0,11 persen menjadi 1.416, dan untuk euro terakhir diperdagangkan turun 0,08 persen pada 1,239.

Selain pengumuman kebijakan Fed, dollar AS juga menerima suntikan kekuatan dari rilis data ekonomi untuk data EDP employment change yang menunjukkan poin lebih tinggi dari ekspektasi pasar sekalipun masih dibawah periode sebelumnya.

Dan untuk pergerakan selanjutnya sepanjang perdagangan hari pertama bulan Februari hari Kamis (01/02) dollar harus kerja keras dikarenakan minimnya kekuatan sentimen yang akan mempengaruhi pasar. Selain pengumuman kinerja lumayan manufaktur PMI China pada sesi Asia dan kinerja manufaktur kawasan Euro pada sesi Eropa dapat menekan dollar AS, pada sesi malam rilis data kinerja manufaktur AS tidak memberikan sinyal bullish.

Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here