(Vibiznews – Commodity) – Harga kakao retreat dari puncak harga tertinggi dalam 3 bulan yang diperdagangkan pada bursa komoditas ICE New York akhir sesi Amerika dini hari Kamis (01/03). Sebaliknya di bursa ICE London alami peningkatan harga pasca lemahnya kurs poundsterling, yang dipicu rally dollar AS di pasar forex.
Secara fundamental harga kakao menerima sentimen positif dari turunnya ekspektasi surplus global yang dilaporkan organisasi kakao internasional ICCO. Lembaga tersebut memperkirakan surplus kakao global sebesar 105.000 ton pada musim 2017/18 (Oktober/September), lebih rendah dibandingkan dengan revisi perkiraan surplus 300.000 ton pada musim 2016/17.
Harga kakao berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Mei di ICE New York turun 0,4 persen atau $9 ke posisi $2218 per ton, retreat dari harga tertinggi sejak 10 November 2017 diatas kisaran $ 2220 perdagangan sebelumnya.
Namun di ICE London, harga kakao naik 6 pound atau 0,4 persen menjadi 1.582 pound per ton setelah perdagangan sebelumnya harga retreat dari level tertinggi tiga bulan di 1.574 pound.
Analis Vibiz Research Center melihat turunnya harga kakao di bursa ICE New York oleh aksi profit taking menerima sentimen rally dollar AS yang mencapai puncak tinggi 7 minggu pada indeks dollar. Secara teknikal harga kakao berjangka ini mulai koreksi dari level overboughtnya dan berpotensi bergerak di kisaran support $2170 hingga $2125, jika terjadi koreksi positif bergerak pada kisaran resisten $2228 hingga $2255.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang