Tiongkok Tetapkan Pertumbuhan Ekonomi 6,5 Persen Tahun 2018

771

(Vibiznews – Economy & Business) Tiongkok bertujuan untuk memperkuat pertumbuhan ekonominya sekitar 6,5 persen tahun ini, sama seperti pada 2017, demikian Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan dalam sambutannya disiapkan untuk pengiriman pada pembukaan pertemuan parlemen tahunan pada hari Senin (04/03), seperti yang dlansir CNBC.

Tujuannya tetap tidak berubah meski ekonomi tumbuh 6,9 persen tahun lalu, melebihi target pemerintah.

Sumber sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa Tiongkok akan mempertahankan target pertumbuhannya di sekitar 6,5 persen tahun ini karena berusaha mengurangi risiko sistem keuangan sekaligus menjaga stabilitas ekonomi negara terbesar kedua di dunia ini.

Tiongkok juga menetapkan indeks harga konsumennya di sekitar 3 persen dibandingkan dengan 3 persen tahun lalu, seperti yang diperkirakan secara luas.

Namun, target defisit anggarannya menjadi 2,6 persen dari produk domestik bruto dari 3 persen pada 2017. Sebagian besar analis memperkirakan target 2017 sebagian besar akan dipertahankan atau sedikit lebih rendah.

Li juga mengatakan bahwa dia mengharapkan pertumbuhan yang masuk akal dalam jumlah uang beredar M2 dan total pembiayaan sosial (TSF) tahun ini, tanpa menyebutkan target. Target yang ditetapkan untuk 2017 adalah untuk TSF dan M2 yang tumbuh sekitar 12,0 persen.

Stabilitas akan menjadi semboyan tahun ini karena Presiden Xi Jinping mengejar visinya untuk mengubah Tiongkok menjadi negara sederhana sejahtera pada tahun 2020 dan menjadi “kekuatan kuat” di panggung dunia pada tahun 2050.

Menjelang pertemuan Kongres Rakyat Nasional (NPC) tahun ini, pihak berwenang telah meningkatkan tindakan keras terhadap konglomerat besar, setelah setahun melakukan deleveraging keuangan yang telah menargetkan pembiayaan bayangan yang berisiko dan membatasi hutang perusahaan.

NPC, yang akan berakhir pada tanggal 20 Maret, diharapkan dapat menyetujui restrukturisasi berbagai departemen pemerintah dan pengangkatan beberapa pejabat penting termasuk seorang wakil presiden, wakil perdana menteri dan gubernur bank sentral yang baru.

Dalam sebuah laporan kerja pemerintah, Li juga mengatakan bahwa Tiongkok menentang proteksionisme dan mendukung penyelesaian perselisihan perdagangan melalui perundingan, namun akan dengan tegas melindungi hak dan kepentingannya yang sah.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here