Market Outlook, 12-16 March 2018

1218

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia cenderung tertekan mengikuti bursa kawasan oleh isyu perang dagang dari Amerika dan kemudian beranjak sedikit menguat dengan meredanya tensi geopolitik Korea, sehingga secara mingguan bursa ditutup melemah ke level 6,433.32. Untuk minggu berikutnya (12-16 Maret) IHSG kemungkinannya bisa rebound karena sedang berada di area beli walaupun tetap melihat bursa Asia sebagai indikasi. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 6607 dan 6659, sedangkan support di level 6346 dan kemudian 6220.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat berlanjut melemah sementara dollar AS juga masih menguat di pasar global, di mana secara mingguan rupiah melemah ke level Rp13,770, mendekati kembali level Rp13,800. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,800 dan 13,983, sementara support di level 13,640 dan 13,528.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core CPI m/m pada Selasa malam; disambung dengan rilis Core Retail Sales m/m dan PPI m/m pada Rabu malam; berikutnya data Unemployment Claims pada Kamis malam; diakhiri dengan rilis Building Permits pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Annual Budget Release Inggris pada Selasa sore; selanjutnya rilis Minimum Bid Rate dari ECB pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level rendah 0.00%; diakhiri dengan data Manufacturing Production m/m Inggris pada Jumat sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Industrial Production y/y China pada Rabu pagi.

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar cenderung stabil sebagian oleh data ekonomi dan tenaga kerja AS yang mixed, di mana secara mingguan index dollar AS menguat tipis ke level 90.11. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau melemah tipis ke 1.2306. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.2554 dan kemudian 1.2839, sementara support pada 1.2154 dan 1.1922.

Poundsterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.3851 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.4069 dan kemudian 1.4144, sedangkan support pada 1.3711 dan 1.3457. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 106.79. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 107.89 dan 109.97, serta support pada 105.24 serta level 101.18. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah terbatas ke level 0.7845. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7892 dan 0.7988, sementara support level di 0.7712 dan 0.7627.

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat terutama setelah Presiden AS Trump setuju untuk bertemu dengan pemimpin Korut yang meredakan ketegangan geopolitik kawasan. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 21475. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 22500 dan 23490, sementara support pada level 20935 dan lalu 20210. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 31004. Minggu ini akan berada antara level resistance di 31774 dan 33510, sementara support di 29790 dan 29110.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau fluktuatif, tertekan oleh isyu perang dagang kemudian terdongkrak oleh saham sektor teknologi dan data pertumbuhan tenaga kerja A.S. yang melampaui ekspektasi. Dow Jones Industrial secara mingguan melemah ke level 24532, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 25800 dan 26338, sementara support di level 23360 dan 23342. Index S&P 500 minggu lalu melemah ke level 2690.6, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2789 dan 2839, sementara support pada level 2622 dan 2532.

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau fluktuatif dan terakhir menanjak lagi karena data tenaga kerja A.S., sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang menguat tipis ke level $1322.99 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1340 dan berikut $1361, serta support pada $1302 dan $1276. Di Indonesia, harga spot emas terpantau menguat terbatas ke level Rp586,370 per gram.

 

Pasar kadangkala berpola tidak jelas, bahkan bisa dalam sideways atau konsolidasi yang panjang. Apakah itu berarti undur dari pasar bagi seorang investor? Belum tentu juga. Pasar demikian kadang malah menarik untuk para pelaku pasar jangka pendek. Dengan mengandalkan analisis teknikal yang tepat bisa mengoleksi kumpulan profit sana-sini. Sangat memungkinkan. Namun, lagi-lagi, ketersediaan waktu bisa merupakan kendala besar bagi seorang investor apalagi mereka yang masih ada pekerjaan utama sehari-harinya. Untuk isyu demikian, vibiznews bisa menggantikan Anda dalam analisis pasar secara kontinyu, nyaris tanpa henti sepanjang minggu. Untuk Anda para members loyal, disampaikan terimakasih telah bersama terus dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here