Bursa Wall Street Melemah Pasca The Fed Naikkan Suku Bunga AS

688

(Vibiznews – Index) Bursa Saham AS merosot pada akhir perdagangan Kamis dinihari (22/03) setelah Federal Reserve meningkatkan prospek ekonomi dan menaikkan suku bunga.

Indeks Dow Jones ditutup 44,96 poin lebih rendah pada 24.682,31, dengan Apple berkontribusi terbesar dalam penurunan dalam indeks.

Indeks S & P 500 tergelincir 0,2 persen menjadi 2,711.93 karena konsumen staples turun 1,3 persen. Pada sesi tinggi, indeks luas telah meningkat 0,8 persen.

Indeks Komposit Nasdaq turun 0,3 persen menjadi 7.345,29 setelah menguat sebanyak 0,6 persen.

Saham mencapai tertinggi sesi sesaat setelah Fed membuat pengumuman kebijakan moneternya.

The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, sejalan dengan ekspektasi pasar. Para pejabat bank sentral juga menaikkan perkiraan PDB mereka.

“Pandangan ekonomi telah menguat dalam beberapa bulan terakhir,” kata komite itu dalam pernyataan pasca-pertemuannya, sebuah kalimat yang belum ada dalam rilis sebelumnya. “Keuntungan pekerjaan telah kuat dalam beberapa bulan terakhir, dan tingkat pengangguran tetap rendah.”

Pejabat Fed juga merilis proyeksi mereka untuk tingkat dana federal, yang tetap tidak berubah untuk 2018. Bank sentral, bagaimanapun, menaikkan perkiraan 2019, mengatakan pihaknya melihat suku bunga acuan pada 2,9 persen, naik dari proyeksi 2,7 persen yang dirilis pada bulan Desember.

Imbal Hasil Treasury sebentar naik setelah pengumuman the Fed. Imbal hasil obligasi 10-tahun pecah di atas 2,9 persen sebelum mundur ke perdagangan di 2,887 persen. Hasil dua tahun juga tergelincir dari tertinggi sembilan tahun.

Saham bank juga berubah setelah rilis pernyataan itu. Dana SPDR S & P yang diperdagangkan di bursa (KBE) naik lebih dari 1 persen sebelum ditutup 0,2 persen lebih tinggi.

Powell juga mengadakan konferensi pers pertamanya sebagai ketua. Di dalamnya, ia mengangkat bendera tentang kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump.

Pasar saham telah mendapat tekanan baru-baru ini karena peemrintahan Trump meningkatkan agenda perdagangan proteksionisme. CNBC melaporkan sebelumnya pada hari Rabu, mengutip sumber-sumber, bahwa Gedung Putih akan mengumumkan akhir pekan ini tarif terkait pencurian kekayaan intelektual Cina.

Dalam berita perusahaan, saham Facebook memantul dari posisi terendah minggu dengan kenaikan 0,8 persen karena beberapa investor top mengatakan aksi jual baru-baru ini mencerminkan masalah sementara.

Raksasa media sosial ini menghadapi gugatan investor setelah laporan muncul dengan tuduhan bahwa Cambridge Analytica, sebuah perusahaan analisis, telah mengumpulkan data dari 50 juta profil Facebook tanpa izin dari para penggunanya.

General Mills, sementara itu, turun hampir 10 persen setelah perusahaan memangkas perkiraan pertumbuhan pendapatan yang disesuaikan.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pergerakan bursa Wall Street akan berptensi lemah dengan kekuatiran perang dagang dan gejolak politik pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Namun aksi bargain hunting bisa terjadi memanfaatkan penurunan sebelumnya.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here