(Vibiznews – Commodity) – Harga emas dunia terpantau bangkit menguat pada perdagangan hari Jumat siang (31/8), namun tetap berada di jalur penurunan beruntun terpanjangnya sejak 2013, terpukul oleh kekhawatiran atas berlanjutnya tensi perdagangan AS-China.
Spot emas naik 0,3 persen ke level $1,207.36 per ounce pada Jumat siang WIB, setelah menyentuh level terendah satu minggu dekat $1,195.95 pada Kamis. Harga emas telah turun 1,7 persen di bulan ini, di jalur loss bulanan kelima secara berturut-turut. Emas berjangka AS naik 0,2 persen menjadi $1,207.90 per ounce.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, siang WIB ini melemah ke level 94,58, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 94,69.
Analis dan pedagang disebutkan menyatakan emas akan mengikuti pergerakan dalam dolar, dimana investor bersiap untuk putaran berikutnya terhadap konflik perdagangan AS-China.
Harga emas telah turun sekitar 7,7 persen sepanjang tahun ini di tengah sengketa perdagangan internasional dan krisis mata uang Turki, dengan investor lebih memilih dolar sebagai safe-haven.
Sementara itu, analis Vibiznews melihat bahwa spot emas dunia sedang di jalur konsolidasi dalam seminggu terakhir ini untuk bisa keluar dari downtrend-nya sejak awal April lalu, sedangkan dollar cenderung tertahan dalam dalam tekanan empat hari ini. Harga emas, kalau terus tertekan, akan menuju level support di $1.159,79 dan $1.131,49. Sedangkan, bila terdongkrak ke atas akan menuju ke level resistant $1.220,69 dan level $1.234,77.
Di dalam negeri, harga emas ANTAM terpantau turun Rp3.000 ke level harga Rp652.000 per gramnya, dibandingkan harga pada Kamis kemarin di Rp655.000.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group
Editor: Asido