(Vibiznews – IDX) – Dalam perdagangan bursa saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) awal pekan Senin sore ini (17/9) terpantau melemah cukup tajam -1,80% atau -107,024 poin ke level 5.824,257 setelah dibuka melemah di level 5.898,935. Penurunan IHSG terlihat searah dengan mayoritas bursa Asia yang berakhir di zona merah di tengah naiknya lagi tensi isyu perang dagang AS dengan China ditambah dengan rilis defisitnya neraca dagang RI bulan Agustus sebesar US$ 1,02 miliar.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) hari ini terpantau melemah ke level Rp 14.875, walaupun dollar AS di pasar Asia dan Eropa terkoreksi setelah melejit sebelumnya di sesi pasar Amerika pada akhir minggu. Rupiah melemah dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.800.
Mengawali perdagangannya, terlihat IHSG melemah -32,346 poin (0,55%) ke level 5.898,935. Indeks LQ45 juga turun -8,181 poin (0,87%) ke 928,68. Sampai ke istirahat siang, IHSG tetap di zona merah dengan turun -107,696 poin (1,82%) ke 5.823,585. Indeks LQ45 melemah 22.973 poin (2,45%) ke 913,895.
IHSG kemudian tetap sulit menanjak di area merahnya dan ditutup melemah -1,80% atau -107,024 poin ke level 5.824.257. Indeks LQ45 juga turun -22,900 poin (2,44%) ke 913,970. Hari ini seluruh sektor tampak mengalami penurunan. Sektor yang mencatatkan penurunan tertinggi adalah sektor infrastruktur dengan melorot 2,50%, disusul sektor aneka industri yang turun 2,49%.
Tercatat sebanyak 122 saham naik, 244 saham turun dan 121 saham stagnan. Perdagangan saham termasuk moderat dengan frekuensi perdagangan saham tercatat 375.018 kali transaksi sebanyak 7,3 miliar lembar saham senilai Rp 4,9 triliun.
Sementara itu, bursa regional hari ini ditutup dengan mayoritas dalam zona merah, di antaranya Indeks Shanghai turun 1,11% dan Indeks Hang Seng turun 1,30%.
Sejumlah saham yang masuk jajaran jajaran top loosers antara lain Indocement Tunggal Prakarsa (INTP), Indah Kiat Pulp and Paper (INKP), Gudang Garam (GGRM), dan Bank Mandiri (BMRI).
Analis Vibiznews melihat pergerakan bursa kali ini terseret faktor fundamental berupa sentimen negative bursa kawasan Asia, di tengah memanasnya lagi tensi konflik dagang antara AS – China, serta berita masih kurang kuatnya kinerja ekspor RI di bulan Agustus. Secara teknikal amblasnya IHSG ini mematahkan garis uptrend sementara sebelumnya, dan berikutnya akan lebih mengacu kepada fundamental sentimen bursa kawasan. Resistance mingguan saat ini berada di level 6.086 dan 6.117. Sedangkan bila berlanjut tekanan jual di level ini, support ke level 5.769, dan bila tembus ke level 5.621.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group
Editor: Asido