(Vibiznews – Commodity) Harga Emas stabil pada Kamis (20/09) dengan dolar AS merosot, akibat memudarnya kekhawatiran atas ketegangan perdagangan AS-China dan karena investor memilih aset yang dianggap lebih berisiko, seperti saham.
Dolar AS mencapai tujuh minggu terendah baru terhadap sekeranjang mata uang utama, sementara saham dunia naik tipis di tengah berlanjutnya dukungan bahwa tarif baru AS dan China pada impor timbal balik tidak terjadi seperti yang dikuatirkan lebih dalam.
Dolar yang lemah membuat emas yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi investor non-AS.
Harga emas spot LLG naik 0,20 persen di $ 1,206.16, setelah naik 0,5 persen di sesi sebelumnya.
Harga emas berjangka AS bergerak naik 0,22 persen pada $ 1,210.90 per ons.
Jajak pendapat Reuters baru menunjukkan kesepakatan dengan suara bulat bahwa perang dagang dengan China adalah kebijakan ekonomi yang buruk bagi Amerika Serikat, memprediksi pertumbuhan AS akan melambat menjadi 2,0 persen pada kuartal keempat, kurang dari setengah tingkat yang dilaporkan terakhir sebesar 4,2 persen.
Emas telah turun sekitar 12 persen dari puncaknya pada bulan April di tengah meningkatnya sengketa perdagangan AS-China, reli dolar dan kenaikan suku bunga AS.
Investor menunggu apa yang diharapkan menjadi pertemuan hawkish dari Federal Reserve AS pekan depan, di mana bank sentral secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan.
Harga perask spot perak datar pada $ 14,22 per ounce, setelah menyentuh tertinggi dua minggu di $ 14,35. Palladium naik 0,7 persen menjadi $ 1041.50, setelah mencapai tertinggi baru lima bulan $ 1.043.
Platinum naik 0,3 persen menjadi $ 823,20, setelah mencapai tertinggi sejak 13 Agustus di $ 826,40 di sesi sebelumnya.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya harga emas berpotensi naik jika pelemahan dolar AS terus berlanjut. Harga emas selanjutnya akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 1,208-$ 1,210. Namun jika harga turun, akan bergerak dalam kisaran Support $ 1,204-$ 1,202.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group