(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu pasar modal di Indonesia bergerak melemah dalam pasar yang fluktuatif, terpengaruh dengan bursa Asia yang lebih tajam lagi terjun jatuhnya mengikuti Wall Street. Secara mingguan IHSG ditutup melemah ke level 5,784.921. Untuk minggu berikutnya (29 Oktober – 2 November) IHSG kemungkinan bergerak lebih terbatas karena sentimen pasar yang belum pasti, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 5869 dan kemudian 5982, sedangkan support level di posisi 5623 dan kemudian 5557.
Mata uang rupiah secara mingguan bergerak melemah ke level Rp15,215, sementara dollar masih kuat di sekitar level dua bulan tertingginya karena melemahnya mata uang euro dan amblasnya bursa Wall Street. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 15,265 dan 15,350, sementara support di level 15,140 dan 14,770.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: berupa rilis data CB Consumer Confidence pada Selasa malam; disambung dengan rilis ADP Non-Farm Employment Change pada Rabu malam; berikutnya data ISM Manufacturing PMI pada Kamis malam; ditutup dengan rilis Non-Farm Employment Change dan Unemployment Rate pada Jumat malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Manufacturing PMI Inggris, MPC Official Bank Rate Votes, serta pengumuman Official Bank Rate BOE pada Kamis sore dan malam yang diperkirakan bertahan di level rendah 0.75%.; selanjutnya rilis Construction PMI Inggris pada Jumat sore.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Manufacturing PMI China dan pengumuman BOJ Policy Rate pada Rabu pagi dan siang yang diperkirakan bertahan di level negative rate -0.10%.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar menguat ke sekitar level dua bulan tertingginya oleh terkoreksinya euro dan data GDP AS yang melampaui ekspektasi, dimana indeks dolar AS secara mingguan menguat ke 96.40. Sementara itu, pekan lalu Euro terhadap dollar terpantau melemah ke 1.1401. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1620 dan kemudian 1.1814, sementara support pada 1.1300 dan 1.118.
Poundsterling minggu lalu terlihat stabil melemah ke level 1.2828 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3103 dan kemudian 1.3257, sedangkan support pada 1.2661 dan 1.2588. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 111.87. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 112.88 dan 114.54, serta support pada 111.16 serta level 110.37. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.7090. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7159 dan 0.7314, sementara support level di 0.6973 dan 0.6826.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia umumnya melemah terseret sentiemen negative dari Wall Street yang dilanda obral penjualan di tengah tensi dan ketidakpastian politik dan ekonomi global. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau melemah ke level 21230. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 22670 dan 22955, sementara support pada level 20775 dan lalu 20345. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 24799. Minggu ini akan berada antara level resistance di 26233 dan 28012, sementara support di 24592 dan 23696.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau merosot kembali dalam pasar yang volatile, antara lain disebabkan oleh rilis laporan keuangan sector teknologi yang mengecewakan serta ketidakpastian situasi politik global. Indeks Dow Jones secara mingguan melemah tajam ke level 24681,40, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 25301 dan 25810, sementara support di level 24442 dan 23998. Index S&P 500 minggu lalu melemah ke level 2657,78, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2752 dan 2816, sementara support pada level 2594 dan 2553.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menguat di minggu keempatnya secara berturut-turut ke level tiga bulan tertingginya, terangkat oleh permintaan safe haven di tengah amblasnya bursa saham global, sehingga harga emas spot menguat ke level $1233.06 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1244 dan berikut $1265, serta support pada $1215 dan $1182.
Berita tentang pergerakan pasar di Amerika dan Eropa tidak pernah surut untuk memengaruhi pasang surutnya pasar investasi di global dan dalam negeri. Satu saat sepertinya memberi harapan, pada kesempatan lain memutuskan ekspektasinya. Sangat tidak menentu. Ketidakpastian semakin jelas merupakan suatu kepastian di pasar satu ini. Tidak perlu berharap pasar yang akan berubah. Kita, sebagai investor, yang harus beradaptasi dengan ketidakpastian pasar. Vibiznews.com dapat menjadi pendamping untuk memberikan pencerahan di tengah pasang surut, naik turun, dan ketidakjelasan pasar. Bagi Anda kami hadir. Untuk para partner, kami sampaikan terimakasih telah bersama terus dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group
Editor: Asido