(Vibiznews – Commodity) – Harga cocoa di pasar komoditas New York ICE di akhir sesi perdagangan Kamis (15/11) yang ditutup pada Jumat pagi (16/11) rebound kembali oleh proyeksi defisit kakao global di tahun 2019/20. Perdagangan sebelumnya harga kakao jatuh ke posisi terendah dalam 3 minggu.
Kekhawatiran akan kelebihan pasokan tersebut muncul karena harga internal kakao di Afrika Barat menghambat ekspansi produksi lebih lanjut. Kemudian ditegaskan oleh laporan Pantai Gading bahwa petani mengirim 419.055 MT kakao ke pelabuhan dari 1 Oktober – 11 November, yang naik 46,5% dari waktu yang sama tahun lalu. Demikian juga Dewan Kakao Ghana mengatakan membeli 119,894 MT kakao dari petani 5 Okt-1 Nov, atau naik naik 20,3% y / y.
Harga kakao berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Maret di ICE New York naik $9 atau 0,4 persen pada posisi $2.219 per ton, yang sebagian besar menutup kerugian curam sesi sebelumnya. Demikian juga untuk harga kakao di bursa London alami kenaikan 19 pound atau 1,2 persen pada 1,638 pound per ton yang didorong oleh melemahnya poundsterling ke posisi terendah 2 minggu.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa New York malam nanti diperkirakan naik kembali oleh proyeksi pelemahan dollar AS namun di London tetap turun oleh penguatan poundsterling.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang