(Vibiznews – Commodity) – Harga gula di pasar komoditas New York ICE di akhir sesi perdagangan hari Selasa (27/11) yang ditutup pada Rabu pagi (28/11) jatuh ke posisi terendah 1-3/4 bulan setelah Unica melaporkan bahwa output gula di Center-South Brasil pada paruh pertama November berjumlah 880.000 MT, di atas ekspektasi 800.000 MT.
Tekanan negatif lainnya adalah proyeksi dari Marex Spectron bahwa output gula Brasil-Selatan tahun 2019/20 dapat naik 12% y/y menjadi 29,6 MMT. Namun kerugian dibatasi oleh penurunan keseluruhan dalam output gula Brasil tahun ini karena Unica melaporkan bahwa produksi gula Brasil Tengah-Selatan untuk tahun panen 2018/19 hingga pertengahan November adalah 25.229 MMT, turun -26,8% y/y.
Data juga menunjukkan persen tebu yang dihancurkan untuk produksi gula turun menjadi 35,8% dari 47,4% tahun lalu dan persentase tebu yang dihancurkan untuk produksi etanol naik menjadi 64,2% dari 52,6% tahun lalu. Petrobras juga memangkas harga bensin di Brasil menjadi 1,5007 real / liter dari 1,5556 real/liter, yang negatif untuk harga etanol dan dapat mendorong pabrik gula Brasil untuk mengalihkan tebu lebih banyak untuk membuat gula, bukan etanol sehingga meningkatkan pasokan gula.
Harga gula mentah akhir perdagangan bursa New York ditutup turun 1,12% pada harga $ 12,34 per lb untuk kontrak berjangka Maret 2019. Demikian juga dengan harga gula putih kontrak Maret di bursa London ditutup turun 0,80 persen atau $2.7 pada $336,30 per ton.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan harga gula diperkirakan turun kembali oleh proyeksi penguatan dollar AS.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang