(Vibiznews – Commodity) Harga Minyak jatuh pada hari Senin, sejalan dengan penurunan lebih lanjut di pasar saham global, menghapus keuntungan yang dibuat pekan lalu ketika kelompok produsen OPEC dan pengekspor utama lainnya sepakat untuk memangkas produksi minyak mentah mereka mulai Januari.
Harga minyak mentah berjangka AS kehilangan 98 sen untuk diperdagangkan pada $ 51,63 per barel.
Harga minyak mentah berjangka brent turun $ 1,02 pada hari ke $ 60,65 per barel pada 1045 GMT.
Harga naik 3 persen pada hari Jumat setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan beberapa produsen non-OPEC termasuk Rusia mengatakan mereka akan memangkas pasokan minyak sebesar 1,2 juta barel per hari (bpd).
OPEC telah setuju untuk memangkas sebesar 800.000 bpd, terutama dipimpin oleh Arab Saudi, sementara non-anggota akan berkurang 400.000 bpd, dengan sebagian besar penurunan yang dipikul oleh Rusia.
Ekuitas global telah jatuh hampir 8 persen sepanjang tahun ini, dipukul oleh kekhawatiran tentang perlambatan pendapatan perusahaan dan ancaman terhadap ekonomi yang lebih luas dari perselisihan perdagangan yang meningkat antara Amerika Serikat dan China.
Kenaikan tajam laju pertumbuhan pasokan minyak mentah tahun ini, terutama di tiga produsen terbesar dunia – Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Rusia – telah membuat sejumlah analis waspada tentang prospek permintaan yang cukup untuk membersihkan kelebihan minyak.
Harga minyak telah turun tajam sejak Oktober karena tanda-tanda perlambatan ekonomi, dengan Brent kehilangan hampir 30 persen nilainya.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya harga minyak berpotensi lemah seiring pelemahan bursa global. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $ 51,10-$ 50,60, dan jika harga naik akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 52,10-$ 52,60.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group
