(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu pasar modal di Indonesia bergerak dan berakhir menguat, sementara bursa Asia umumnya melemah terpengaruh fluktuasi di bursa global. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0.30% ke level 6,194.499. Secara YTD (year to date) IHSG ditutup dalam loss -2.54%, masih merupakan kinerja bursa kedua terbaik se-Asia Pasifik. Untuk minggu berikutnya (2-4 Januari 2019) IHSG ada libur bersama Tahun Baru, lalu kemungkinan menguat terbatas di tengah suasana libur panjang, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6220 dan kemudian 6360, sedangkan support level di posisi 6014 dan kemudian 5990.
Mata uang rupiah secara mingguan berakhir agak mendatar di level Rp14,555, sementara dollar di pasar global cenderung terkoreksi dengan bangkitnya kembali investasi di bursa saham AS dan global. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,650 dan 14,930, sementara support di level Rp14,330 dan 14,205.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: Senin sampai Rabu pasar libur Tahun Baru; berupa rilis data ISM Manufacturing PMI dan ADP Non-Farm Employment Change pada Rabu malam; disambung dengan rilis Unemployment Rate dan Non-Farm Employment Change pada Jumat malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: Senin sampai Rabu pasar libur Tahun Baru; berupa rilis data Manufacturing PMI Inggris pada Rabu sore; diikuti dengan rilis Core CPI Flash Estimate y/y Eropa pada Jumat sore.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Manufacturing PMI China pada Senin pagi.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar melemah karena bursa saham global yang rebound kembali, sementara yen Jepang menguat tajam sebagai investasi pilihan di tengah volatilitas pasar, dimana indeks dolar AS secara mingguan melemah ke 96.37. Sementara itu, pekan lalu Euro terhadap dollar terpantau menguat ke 1.1443. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1499 dan kemudian 1.1549, sementara support pada 1.1269 dan 1.1214.
Poundsterling minggu lalu terlihat naik tipis ke level 1.2694 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.2937 dan kemudian 1.3174, sedangkan support pada 1.2476 dan 1.2365. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah tajam ke level 110.24. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 122.59 dan 113.70, serta support pada 109.77 serta level 109.36. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat tipis ke level 0.7038. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7246 dan 0.7393, sementara support level di 0.7020 dan 0.6826.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia umumnya melemah di antaranya oleh rilis BOJ tentang risiko melambatnya akivitas ekonomi serta fluktuatifnya bursa Wall Street. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau melemah ke level 19990. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 21870 dan 22695, sementara support pada level 18945 dan lalu 18255. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 25478. Minggu ini akan berada antara level resistance di 26585 dan 27270, sementara support di 25010 dan 24525.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat terbatas dalam minggu “jet coaster”, dengan mencatat kinerja Desember terburuknya sejak tahun 1931, tergoncang oleh shutdown pemerintah AS serta ketidakpastian ekonomi dan politik AS. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 23067.13, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 24045 dan 24823, sementara support di level 21708 dan 21278. Index S&P 500 minggu lalu menguat terbatas ke level 2484,05, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2600 dan 2669, sementara support pada level 2347 dan 2322.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau melanjutkan rally-nya di tengah melemahnya dollar dan volatile-nya bursa saham global, sehingga harga emas spot melejit ke level $1277.82 per troy ons, mendekati posisi 6 bulan tertingginya. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1302 dan berikut $1308, serta support pada $1253 dan $1232.
Sepanjang tahun 2018 kita telah melihat pasar yang penuh gejolak. Pertumbuhan ekonomi dunia terpantau melemah dengan tekanan yang datang dari China dan Eropa. Sementara, kelanjutan pemulihan ekonomi Amerika semakin dipertanyakan. Tahun 2019 ini kelihatannya masih akan melanjutkan dinamika dan gejolak yang terjadi di tahun sebelumnya. Situasi tekanan ekonomi global masih ada, tetapi harapan recovery juga masih tampil.
Kalau di pasar investasi itu, krisis ataupun recovery bisa menguntungkan tetapi bisa juga merugikan. Yang penting pemilihan instrument investasinya tepat dan pada timing yang pas pula. Dengan demikian, apapun situasi dunia di tahun 2019 yang baru ini, akan selalu ada peluang investasi. Anda hanya butuh partner saja yang dapat dipercaya. Tidak salah bila telah memilih vibiznews, partner sukses investasi Anda. Dengan ini, kepada semua pembaca disampaikan “Selamat Tahun Baru 2019” untuk menyongsong era baru yang membawa keuntungan.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group
Editor: Asido