(Vibiznews – Commodity) – Harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa ICE New York akhir pekan hari Jumat (11/01) sempat menguat ke posisi tertinggi 4 hari pada awal sesi oleh pelemahan dolar, kemudian terpangkas kembali oleh profit taking pasar. Secara mingguan harga kopi masuki dalam pelemahan harga 2 pekan berturut.
Perdagangan sebelumnya harga kakao kuat oleh kekhawatiran investor bahwa cuaca kering di Afrika Barat dapat merusak panen tengah kakao yang akan dipanen antara April dan September. Namun kini harga kakao bergerak lebih rendah masih dipengaruhi oleh tanda-tanda produksi kakao yang cukup di Pantai Gading, produsen kakao terbesar di dunia dan terus membebani harga kakao setelah data hari Senin menunjukkan bahwa petani Pantai Gading mengirim 1,059 MMT kakao ke pelabuhan selama 1 Oktober – 6 Januari, naik 9,2% dari waktu yang sama tahun lalu.
Harga kakao berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Maret di ICE New York turun 1 atau 0.04 persen pada posisi $2.368 per ton. Untuk harga kakao di bursa London berada pada posisi 1,710 pound per ton.
Pekan lalu harga harga kakao bergerak lebih tinggi hingga mencapai posisi tertinggi 5-1/2 bulan oleh kekhawatiran panen di Afrika Barat, dimana Radiant Solutions mengatakan pertumbuhan panen pertengahan akan minimal untuk tanaman kakao karena kondisi cuaca di seluruh Pantai Gading dan Ghana telah sangat kering. Kemudian Dewan Kakao Ghana juga melaporkan bahwa pembelian kakao dari petani kakao Ghana mencapai 410.319 MT selama sebelas minggu pertama panen mulai 5 Oktober – 21 Desember, turun -5,7% y / y.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa New York akhir sesi pada esok hari diperkirakan naik kembali oleh proyeksi pelemahan dolar AS.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang