(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah pada perdagangan komoditas akhir sesi Amerika hari Rabu (27/02) berhasil bangkit dari posisi terendah dalam sepekan oleh laporan pasokan minyak mingguan American Petroleum Institute (API) di tengah OPEC berencana mempertahankan pengurangan produksi meskipun ada tekanan dari Presiden AS Donald Trump.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS mengakhiri sesi ditutup 2 sen lebih tinggi pada $55,50 setelah sebelumnya WTI jatuh lebih dari 3 persen. Demikian juga harga minyak mentah Brent, naik 45 sen, atau hanya lebih dari setengah persen menjadi $65,21 setelah perdagangan sebelumnya Brent kehilangan 3,5 persen.
Dalam publikasi mingguannya, American Petroleum Institute mengumumkan bahwa persediaan minyak mentah di AS turun 4,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 22 Februari menjadi 444,3 juta. Pengaliran minyak mentah kilang turun 235.000 barel per hari serta stok bensin turun 3,9 juta barel.
Sebuah sumber OPEC mengatakan kepada media Reuters pada hari Selasa bahwa OPEC akan tetap pada perjanjian untuk memperketat pasokan minyak mentah terlepas dari tweet terbaru Presiden AS Trump.
Untuk pergerakan harga minyak mentah WTI selanjutnya secara teknikal, analyst Vibiz Research memperkirakan harga minyak akan naik menuju resisten kuatnya di 56.85 – 57.90. Namun jika turun kembali harganya akan meluncur ke support kuatnya di 54.20 – 53.25.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang