(Vibiznews – Commodity) – Harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa ICE New York dan berakhir pada hari Rabu (06/03) bangkit dari posisi terendah 2-1/2 bulan setelah anjlok 3 hari berturut. Namun untuk harga kakao di bursa ICE London turun kembali hingga di posisi terendah dalam 1 bulan.
Harga kakao pulih dari kerugian perdagangan sebelumnya karena aksi bargain hunting namun masih di posisi terendah 2-3/4 bulan. Prospek untuk pasokan global yang melimpah adalah faktor bearish utama setelah data Senin dari Pantai Gading, produsen kakao terbesar di dunia, menunjukkan bahwa bahwa petani Pantai Gading mengirim 1,505 MMT kakao ke pelabuhan selama 1 Oktober-3 Maret, naik 8,5 % dari waktu yang sama tahun lalu.
Demikian data 11 Februari dari Ghana, produsen kakao terbesar kedua di dunia, menunjukkan hasil yang kuat karena pembelian kakao dari petani kakao Ghana naik 15,4% y/y menjadi 644.318 MT selama tujuh belas minggu pertama panen sejak 5 Oktober – 31 Januari.
Harga kakao berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Maret di ICE New York ditutup naik 1 poin atau 0,05 persen pada posisi $2157 per ton. Untuk harga kakao berjangka kontrak bulan Maret bursa London turun 9 poin atau 0,54% berada pada posisi 1646 pound per ton.
Sentimen negatif bagi perdagangan kakao berjangka masih ada dari proyeksi ICCO terhadap produksi kakao Pantai Gading 2018/19 akan naik 7,5% y/y menjadi 2,15 MMT karena kekhawatiran El Nino memudar dan angin musiman Harmattan sedang lemah. Selain itu juga stok kakao yang disimpan di gudang yang dipantau ICE naik ke level tertinggi 4-3 / 4 bulan di 4,048 juta kantong pada hari Selasa.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa London akhir sesi pada esok hari diperkirakan meningkat aksi bargain hunting pasar dan lebih kuat lagi jika dolar AS melemah.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang
