(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah pada perdagangan komoditas akhir sesi Asia hari Jumat (08/03) menurun di tengah meningkatnya kekhawatiran investor atas ekonomi global setelah Bank Sentral Eropa (ECB) memperingatkan semalam tentang berlanjutnya pelemahan ekonomi Euro dan buruknya data ekspor impor China.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada di $56,30 per barel yang turun 28 sen atau 0,51 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya. Demikian juga harga minyak mentah berjangka patokan internasional atau minyak Brent anjlok 38 sen, atau 0,56 persen pada posisi $65,91 per barel.
Pasar keuangan global, termasuk perdagangan minyak mentah berjangka terpukul setelah Presiden ECB Mario Draghi mengatakan pada hari Kamis bahwa perekonomian Eurozone berada dalam periode kelemahan yang berkelanjutan dan ketidakpastian. Kelemahan ekonomi Eropa datang karena pertumbuhan di Asia juga melambat.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi juga kemungkinan akan mengakibatkan terhentinya permintaan bahan bakar, sehingga menekan harga minyak mentah berjangka.
Perdagangan sebelumnya perdagangan minyak mentah menguat oleh bangkitnya sentimen pengurangan produksi yang dipimpin oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Tetapi upaya ini sedang dirusak oleh melonjaknya produksi minyak mentah AS, yang telah meningkat lebih dari 2 juta barel per hari sejak awal 2018, menjadi 12,1 juta barel per hari yang belum pernah terjadi sebelumnya. Itu menjadikan Amerika sebagai produsen terbesar di dunia, di atas Rusia dan Arab Saudi.
Untuk pergerakan harga minyak mentah WTI selanjutnya secara teknikal, analyst Vibiz Research melihat pergerakan harga minyak akan berada pada posisi supportnya di 56.20 – 55.70. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan naik menuju posisi resistennya di 57.05 – 57.60.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang