Market Outlook, 11-15 March 2019

1424

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia bergerak turun melepas fase konsolidasinya, sementara bursa kawasan Asia terjebak dalam arus negatif yang mengkhawatirkan prospek pelambatan ekonomi global di tahun ini. Secara mingguan IHSG ditutup melemah -0.94% ke level 6,383.068. Untuk minggu berikutnya (11-15 Maret 2019), IHSG kemungkinan setelah tertahan di area bias negatif akan mencoba rebound mengingat sudah di sekitar area oversold, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6581 dan kemudian 6607, sedangkan support level di posisi 6374 dan kemudian 6302.

Mata uang rupiah secara mingguan melemah -1.27% ke level 14,310, sementara dollar di pasar global sempat menanjak ke level 2 minggu tertingginya lalu terkoreksi di akhir pekan. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,380 dan 14,470, sementara support di level Rp14,105 dan Rp Rp13,890.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa pidato Fed Chairman Powell pada Senin pagi dan rilis data Core Retail Sales m/m pada Senin Selasa malam; disambung dengan pidato Fed Chairman Powell pada Selasa pagi dan rilis Core CPI m/m pada Selasa malam; berikutnya data Core Durable Goods Orders m/m pada Rabu malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data GDP m/m dan Manufacturing Production m/m Inggris pada Selasa sore; diikuti dengan rilis Parliament Brexit Vote dan Annual Budget Release Inggris pada Rabu sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Industrial Production y/y China pada Selasa pagi; dilanjutkan dengan rilis Monetary Policy Statement pada Rabu pagi.

 

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum menanjak kuat ke level 2 minggu tertingginya lalu terkoreksi di akhir pekan karena data pertambahan tenaga kerja AS yang mengecewakan, dimana indeks dolar AS secara mingguan menguat ke 97.36. Sementara itu, pekan lalu Euro terhadap dollar terpantau melemah ke 1.1233. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1419 dan kemudian 1.1514, sementara support pada 1.1176 dan 1.1118.

Poundsterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.3011 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3348 dan kemudian 1.3471, sedangkan support pada 1.2967 dan 1.2772. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah tipis ke level 111.16.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 112.14 dan 113.70, serta support pada 110.36 serta level 109.56. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah terbatas ke level 0.7045. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7294 dan 0.7393, sementara support level di 0.7057 dan 0.6992.

 

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia berakhir umumnya melemah searah dengan penurunan di Wall Street terutama karena pasar khawatir atas prospek pelambatan ekonomi global setelah ECB menunda kenaikan bunganya untuk sepanjang tahun ini, ditambah lagi data perdagangan China yang mengecewakan. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau melemah ke level 21025. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 21870 dan 22695, sementara support pada level 20850 dan lalu 20305. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir flat ke level 28760. Minggu ini akan berada antara level resistance di 29095 dan 29373, sementara support di 27502 dan 27312.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau umumnya melemah, membukukan loss selama 5 hari berturut-turut, membukukan minggu terburuk di tahun ini, tertekan oleh data pertambahan tenaga kerja AS yang mengecewaka. Indeks Dow Jones secara mingguan melemah ke level 25451.19, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 26236 dan 26535, sementara support di level 24878 dan 24321. Index S&P 500 minggu lalu melemah ke level 2743.34, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2795 dan 2816, sementara support pada level 2681 dan 2616.

 

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau rebound menguat oleh terpukulnya dollar di akhir minggu karena rilis data pertambahan tenaga kerja AS yang mengecewakan, sehingga harga emas spot menguat ke level $1296.32 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1332 dan berikut $1346, serta support pada $1276 dan $1263.

 

 

Variasi pasar konsisten menampakkan dirinya belakangan ini. Sejumlah pasar agak fluktuatif, tapi ada juga indkes saham yang tampil rally, sementara prospek pelambatan ekonomi global masih mengancam. Gejolak pasar kalau kita perhatikan bisa berbentuk volatilitas yang tinggi pada satu periode, dapat juga berupa gelombang naik turun dalam irama yang diwarnai dengan ketidakpastian di periode waktu yang lainnya. Memang demikian situasi dan kondisi pasar. Untuk ambil keuntungan terhadap pasarnya, nampaknya, kitalah yang harus menambahkan pengetahuan dan keahlian (skill) dalam berinvestasi. Bagaimanapun, tidak ada salahnya sama sekali seseorang untuk menambah pengetahuan dan skill. Itu suatu bentuk investasi tersendiri juga. Untuk itu, Anda dapat belajar bersama vibiznews.com. Terimakasih telah tetap bersama dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

 

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here