Harga Minyak Mentah Akhir Pekan Terancam Melemah

1022

(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah pada perdagangan komoditas akhir sesi Asia  hari Jumat (22/03) terjun dari puncak harga tertinggi sepanjang tahun 2019  karena kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global yang membebani sentimen pasar. Sebelumnya sentimen positif mendukung perdagangan minyak berjangka oleh pemangkasan pasokan yang dipimpin OPEC.

Harga minyak mentah berjangka acuan internasional atau minyak  Brent berada di $ 67,92 per barel  yang turun  4 sen, atau 0,02 persen  dari penutupan terakhir. Sebelumnya harga Brent mencapai level tertinggi empat bulan pada $68,69. Demikian juga minyak  WTI  berada di $59,81 per barel, turun 3 sen  atau 0,05 persen dari akhir sebelumnya, ebelumnya WTI  mencapai puncak 2019 di $60,39.

Pertumbuhan ekonomi telah melambat di Asia, Eropa dan Amerika Utara, berpotensi mengurangi konsumsi bahan bakar. Di luar OPEC dan kebijakan pasokan Rusia, harga minyak juga telah didorong oleh sanksi AS terhadap anggota OPEC Iran dan Venezuela.

Pengiriman minyak mentah Iran rata-rata lebih dari 1 juta barel per hari di bulan Maret, turun dari 1,3 juta barel per hari di bulan Februari dan puncak 2018 setidaknya 2,5 juta barel per hari di bulan April, sebelum sanksi AS diumumkan.

Produksi minyak mentah Venezuela juga menyusut di tengah-tengah sanksi AS dan krisis politik dan ekonomi internal, turun dari tinggi lebih dari 3 juta barel per hari pada awal abad ini menjadi tidak lebih dari 1 juta barel per hari saat ini.

Untuk pergerakan harga minyak mentah WTI selanjutnya secara teknikal, analyst Vibiz Research memperkirakan pergerakan harga minyak akan berada pada posisi resisten  di 60.54 – 61.35. Namun jika terjadi pergerakan negatif akan turun menuju posisi support kuatnya  di  59.07 – 57.90.

 

Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here