(Vibiznews – Commodity) – Harga kopi Arabika berjangka di bursa komoditas internasional New York pada penutupan perdagangan Kamis (28/03) turun kembali setelah sempat awal perdagangan naik ke puncak tinggi sepekan. Demikian juga untuk harga kopi Robusta di bursa ICE London ditutup turun setelah sempat naik ke posisi tinggi 2 pekan.
Fluktuatifnya harga kopi dipengaruhi oleh anjloknya mata uang Real Brasil hingga turun 1,6% terhadap dolar AS ke level terendah baru 5-3/4 bulan akibat masalah politik di Brasil dengan pemerintahan Bolsonaro yang baru. Real Brasil yang lebih lemah vs dolar mendorong penjualan kopi oleh produsen Brasil dalam dolar yang lebih kuat, berpotensi meningkatkan pasokan kopi global.
Harga kopi robusta mendapat dukungan awal perdagangan setelah Radiant Solutions mengatakan bahwa lebih banyak hujan diperlukan di daerah kopi Vietnam untuk mendukung hasil kopi. Selain itu, Fitch mengurangi estimasi produksi kopi India 2018-19 sebesar 5% menjadi 5,3 juta kantong dari 5,6 juta kantong karena dampak negatif dari hujan monsun yang deras.
Harga kopi arabika untuk kontrak paling besar yaitu Mei 2019 bursa New York ditutup turun 1,50 poin atau 1,57% dari posisi perdagangan sebelumnya pada posisi $93.85 per lb dan sempat naik ke posisi tinggi sepekan. Sedangkan harga kopi robusta kontrak bulan Mei ditutup turun 6 poin atau 0,40% dari perdagangan sebelumnya pada $1506 per ton setelah sempat naik ke ke level tertinggi 2 minggu .
Harga kopi arabika terus dipangkas oleh sentimen persediaan yang cukup dan situasi cuaca yang menguntungkan di Brasil di mana kondisi yang lebih kering minggu ini akan memungkinkan kerja lapangan diikuti oleh perkiraan hujan untuk minggu depan. Persediaan kopi berlimpah karena persediaan kopi yang dipantau ICE dari 2.493.479 juta kantong pada hari Rabu hanya -0.4% di bawah tinggi baru Jumat lalu 4-3/4 tahun 2.503.286 juta kantong.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga akhir sesi Amerika esok hari, analis Vibiz Research Center memperkirakan harga kopi arabika akan bertahan bullish oleh proyeksi stabilnya mata uang Real Brasil terhadap dolar AS.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang