(Vibiznews – Commodity) – Harga kopi Arabika berjangka di bursa komoditas internasional New York pada penutupan perdagangan Selasa (02/04) terjun ke posisi terendah 13-1/4 tahun perdagangan berjangka. Demikian untuk harga kopi Robusta di bursa ICE London ditutup semakin lemah ke posisi terendah 3 tahun.
Aksi profit taking menekan harga kopi lebih rendah setelah data COT hari Jumat lalu menunjukkan posisi net-buy mereka ke 78.056 ICE Futures yang merupakan tertinggi dalam 6 bulan. Sedangkan harga kopi robusta berada di bawah tekanan dari prakiraan cuaca terbaru yang menyerukan hujan menguntungkan di daerah penanaman kopi di Vietnam dan Indonesia selama pekan depan.
Selain itu juga pelemahan harga dipicu oleh sentimen pasokan yang kuat setelah Departemen Perdagangan Brazil melaporkan pada Senin bahwa ekspor kopi Brazil Maret melonjak 41,1% y/y menjadi 3,209 juta kantong. Juga, persediaan kopi yang dipantau ICE dari 2,490 juta kantong pada hari Jumat hanya -0,5% di bawah tinggi 4-3/4 tahun dari 2,503 juta kantong dari 22 Maret.
Harga kopi arabika untuk kontrak paling besar yaitu Mei 2019 bursa New York ditutup turun 2.40 poin atau 2,54% dari posisi perdagangan sebelumnya pada posisi $92.30 per lb. Sedangkan harga kopi robusta kontrak bulan Mei ditutup turun 38 poin atau 2,61% dari perdagangan sebelumnya pada $1418 per ton.
Namun terdapat sentimen positif setelah Somar Meteorologia melaporkan hari Senin bahwa curah hujan di Minas Gerais, wilayah penanaman kopi arabika terbesar di Brasil, hanya 0,8 mm dalam sepekan terakhir atau 3% dari rata-rata historis. Selain itu Real Brasil naik ke level tertinggi 4 sesi terhadap dolar pada Senin setelah penurunan real ke level terendah 5-3/4 bulan Kamis lalu.
Penggerak positif untuk kopi robusta adalah pasokan yang lebih kecil karena ekspor kopi Q1 Vietnam turun 15,3% y/y menjadi 477.000 MT. Selain itu, Pusat Peramalan Hidro-Meteorologi Nasional Vietnam memperkirakan pada hari Senin bahwa Dataran Tinggi Tengah, wilayah penghasil kopi terbesar di Vietnam, dapat menerima hujan 20% -40% lebih sedikit di bulan April daripada rata-rata historis, yang dapat menyebabkan hasil kopi robusta yang lebih kecil.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga akhir sesi Amerika esok hari, analis Vibiz Research Center memperkirakan harga kopi arabika akan naik oleh aksi bargain hunting dan juga dukungan kekuatan uangnya Brasil.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang