(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah pada perdagangan komoditas akhir sesi Asia hari Senin (08/04) naik ke level tertinggi sejak November 2018 didorong ke atas oleh pemotongan pasokan OPEC yang sedang berlangsung, sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela, kondisi rawan perang di Libya serta data pekerjaan AS yang kuat.
Harga minyak patokan internasional Brent futures berada di $70,62 per barel yang naik naik 28 sen atau 0,4 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 30 sen atau 0,5 persen menjadi $ 63,39 per barel. Baik minyak Brent dan WTI keduanya mencapai tertinggi sejak November di posisi $70,76 dan $ 63,48 per barel masing-masing pada sesi Asia.
Untuk menopang harga minyak terus stabil, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu tidak terafiliasi seperti Rusia telah berjanji untuk menahan sekitar 1,2 juta barel per hari (bpd) pasokan tahun ini. Selain itu sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela turut menjadi pendorong utama sepanjang tahun ini, namun bertambah lagi dengan meningkatnya pertempuran di Libya yang mengancam gangguan pasokan lebih lanjut.
Terlepas dari sejumlah faktor pendorong harga, masih ada faktor-faktor yang dapat menurunkan harga minyak akhir tahun ini. Akhir pekan lalu Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan akan keluar dari perjanjian OPEC dan meningkatkan produksi jika kesepakatan tidak diperpanjang sebelum berakhir pada 1 Juli.
Produksi minyak Rusia mencapai rekor nasional tertinggi 11,16 juta barel per hari tahun lalu. Di Amerika Serikat, produksi minyak mentah mencapai rekor global 12,2 juta barel per hari pada akhir Maret. Ekspor minyak mentah AS juga meningkat, menembus 3 juta barel per hari untuk pertama kalinya awal tahun ini.
Selain itu masih ada kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi global, terutama jika Cina dan Amerika Serikat gagal menyelesaikan sengketa perdagangan mereka segera. Lembaga pemeringkat Moody’s menyatakan permintaan global telah melemah, dan tarif yang ada pada pengiriman barang China ke AS memberikan tambahan hambatan.
Untuk pergerakan harga minyak mentah WTI selanjutnya secara teknikal, analyst Vibiz Research memperkirakan pergerakan harga minyak akan berada pada posisi support di 62.18 – 61.10. Namun jika terjadi pergerakan positif akan naik menuju posisi resisten kuatnya di 63.67 – 62.75.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang