(Vibiznews-Commodity) – Harga minyak mentah yang diperdagangkan di sesi Eropa hari Selasa (23/04) melaju terus hingga mencapai posisi tertinggi dalam hampir 6 bulan setelah Washington mengumumkan semua keringanan sanksi Iran akan berakhir pada Mei, dan menuntut importir untuk berhenti membeli dari Teheran.
Harga minyak mentah berjangka Brent berada di $ 74,29 per barel yang naik 0,2 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya, namun sempat mencapai posisi tertinggi di $74,69 yang terakhir dicapai pada pekan terakhir Oktober 2018.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 90 sen atau 1,39 persen ke posisi $65.40 setelah sempat mencapai level tertinggi sejak akhir Oktober 2018 di $65,95 per barel pada akhir sesi Asia.
Amerika Serikat pada hari Senin menuntut agar pembeli minyak Iran menghentikan pembelian pada 1 Mei atau akan menghadapi sanksi, mengakhiri enam bulan keringanan yang memungkinkan delapan importir terbesar Iran.
Sebelum pemberian sanksi oleh AS tahun lalu, Iran adalah produsen terbesar keempat di antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) hampir 3 juta barel per hari (bph), tetapi jkini ekspor April menyusut jauh di bawah 1 juta bph, menurut survey Refinitiv.
Langkah untuk memperketat sanksi Iran datang di tengah sanksi lain yang telah ditempatkan Washington pada ekspor minyak Venezuela dan juga sebagai OPEC telah memimpin pengurangan pasokan sejak awal tahun yang bertujuan memperketat pasar minyak global dan menopang harga minyak mentah.
Untuk perdagangan selanjutnya, analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak WTI selanjutnya akan menemui posisi resisten 66.20 – 67.00. Namun jika terjadi pergerakan negatif kembali akan meluncur ke posisi support di 64.47 – 63.30.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang