Market Outlook, 13-17 May 2019

1457

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia kembali tertekan bersama dengan depresiasi rupiah, karena situasi politik yang memanas paska pemilu yang membuat investor asing undur, sementara bursa kawasan Asia juga ditekan naiknya tensi perang dagang AS – China. Secara mingguan IHSG ditutup melemah cukup tajam 1.75% ke level 6,209.118. Untuk minggu berikutnya (13-17 Mei 2019), IHSG kemungkinan akan kembali berupaya rebound bertahap dari kedalaman area oversold, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6416 dan kemudian 6516, sedangkan support level di posisi 6164 dan kemudian 6094.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS secara mingguan melemah 0.23% ke level 14,325, karena gejolak politik paska pemilu, sementara dollar di pasar global dalam bias koreksi dengan naiknya permintaan mata uang safe haven seperti yen. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,370 dan 14,470, sementara support di level Rp14,175 dan Rp13,990.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core Retail Sales m/m pada Rabu malam; disambung dengan rilis Philly Fed Manufacturing Index pada Kamis malam; berikutnya data Prelim UoM Consumer Sentiment pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Average Earnings Index 3m/y Inggris pada Selasa sore; diikuti dengan rilis Flash GDP q/q Eropa dan German Prelim GDP q/q pada Rabu sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Industrial Production y/y China pada Rabu pagi; disambung dengan rilis Unemployment Rate Australia pada Kamis pagi serta pengumuman BI 7-Day Repo Rate pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level 6.00%.

 

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum terkoreksi dengan harapan adanya kompromi negosiasi dagang AS – China, dimana indeks dolar AS secara mingguan melemah ke 97.31. Sementara itu, pekan lalu Euro terhadap dollar terpantau menguat tipis ke 1.1231. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1264 dan kemudian 1.1323, sementara support pada 1.1109 dan 1.0922.

Poundsterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.2997 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3175 dan kemudian 1.3268, sedangkan support pada 1.2865 dan 1.2772. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 109.92.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 111.90 dan 112.40, serta support pada 108.51 serta level 107.76. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.7000. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7207 dan 0.7294, sementara support level di 0.6964 dan 0.6826.

 

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia berakhir umumnya melemah tehantam naiknya tensi baru perang dagang AS – China. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir melemah ke level 21245. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 22190 dan 22360, sementara support pada level 20910 dan lalu 20850. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 28550. Minggu ini akan berada antara level resistance di 29480 dan 30280, sementara support di 28200 dan 27845.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau agak mixed kembali dengan menguat di akhir minggunya oleh harapan baru di tengah tensi perang dagang AS – China. Indeks Dow Jones secara mingguan melemah ke level 25939.60, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 26684 dan 26691, sementara support di level 25381 dan 25250. Index S&P 500 minggu lalu menguat tipis ke level 2932.54, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2953 dan 2975, sementara support pada level 2851 dan 2784.

 

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau berakhir menguat dengan naiknya permintaan aset safe haven di tengah naiknya tensi negosiasi dagang AS – China, sehingga harga emas spot menguat ke level $1285.36 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1295 dan berikut $1308, serta support pada $1265 dan $1253.

 

 

Pembaca setia, perhatikanlah chart pergerakan harga asset investasi. Setelah periode rally pasar, tiba juga saat untuk aksi profit taking. Investor akan selalu mencari dan menunggu momentum demikian. Itu yang sebagian pelaku pasar lakukan sebelum ini. Dengan jalan itulah para fund manager global telah mereguk keuntungan besar mereka. Anda ingin sukses investasi? Siapa yang tidak mau, bukan? Ikuti cara para fund manager berinvestasi mengikuti gelombang trend yang ada. Anda pun bisa sukses demikian. Simak terus karenanya vibiznews.com, website investasi yang paling favorit. Kembali, salam sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

 

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here