(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia merosot tajam bersama dengan depresiasi rupiah, karena situasi politik yang memanas telah membuat ditariknya dana-dana asing, sementara bursa kawasan Asia masih tertekan tensi perang dagang AS – China. Secara mingguan IHSG ditutup melemah tajam 6.16% ke level 5,826.868. Untuk minggu berikutnya (20-24 Mei 2019), IHSG kemungkinan masih dalam bias negatif tetapi upaya rebound akan tetap ada secara bertahap oleh bargain hunting, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6107 dan kemudian 6238, sedangkan support level di posisi 5747 dan kemudian 5623.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS secara mingguan melemah 0.87% ke level 14,450, dengan banyak dana asing yang lari ke luar karena gejolak politik paska pemilu, sementara dollar di pasar global rally semingguan di tengah anjloknya poundsterling dan euro. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,496 dan 14,610, sementara support di level Rp14,175 dan Rp13,990.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: berupa rilis pidato Chairman the Fed Powell pada Selasa pagi; disambung dengan rilis FOMC Meeting Minutes pada Kamis dini hari; berikutnya data Core Durable Goods Orders m/m pada Jumat malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data CPI y/y Inggris pada Rabu sore; diikuti dengan rilis German Flash Manufacturing PMI pada Kamis sore; diakhiri dengan data Retail Sales m/m Inggris pada Jumat sore.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Monetary Policy Meeting Minutes pada Selasa pagi; disambung dengan rilis pidato Gubernur RBA Lowe pada Rabu pagi.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum menguat rally 5 hari sebagai mata uang safe haven di tengah perang dagang AS – China, ditambah anjloknya poundsterling oleh mandeknya perundingan Brexit, dimana indeks dolar AS secara mingguan menguat ke 98.01. Sementara itu, pekan lalu Euro terhadap dollar terpantau merosot ke 1.1156. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1264 dan kemudian 1.1323, sementara support pada 1.1112 dan 1.0922.
Poundsterling minggu lalu terlihat amblas ke level 1.2713 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3039 dan kemudian 1.3175, sedangkan support pada 1.2615 dan 1.2433. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 110.05. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 111.69 dan 112.40, serta support pada 109.03 serta level 108.51. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.6868. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7019 dan 0.7069, sementara support level di 0.6826 dan 0.6666.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia agak mixed dengan kawasan China tergelincir oleh naiknya tensi perang dagang AS – China. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat tipis ke level 21295. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 22190 dan 22360, sementara support pada level 20750 dan lalu 20305. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 27946. Minggu ini akan berada antara level resistance di 28891 dan 29480, sementara support di 27534 dan 27218.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau melemah di tengah perang dagang AS – China yang terakhirnya dikabarkan mandek. Indeks Dow Jones secara mingguan melemah ke level 25758.22, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 26256 dan 26684, sementara support di level 25219 dan 24879. Index S&P 500 minggu lalu melemah ke level 2858.85, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2936 dan 2953, sementara support pada level 2800 dan 2784.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau berakhir melemah ke hampir 2 minggu terendahnya oleh menguatnya dollar yang didukung data ekonomi AS, sehingga harga emas spot melemah ke level $1277.18 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1302 dan berikut $1310, serta support pada $1265 dan $1253.
Apa yang terjadi di pasar global ternyata memiliki dampak kaitan yang erat dengan dinamika pasar domestik. Volatilitas pasar investasi global jelas punya pengaruh di sini. Investor lokal dituntut memiliki juga pengetahuan akan situasi pasar dunia dengan jeli dari waktu ke waktu. Hal ini, untuk sebagian investor awam, tidak mudah dipahami. Memang pasar internasional bukan perkara mudah untuk dimengerti. Diperlukan pengenalan pasar yang secara konsisten harus dimonitor terus. Di sinilah kelebihan dari vibiznews.com sebagai satu-satunya media investasi online lokal dengan coverage global secara intense. Anda cukup tinggal mengikuti ulasan berita, analisis dan rekomendasi instan kami. Jadi mudah bukan? Terima kasih bagi Anda yang telah setia bersama kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido