(Vibiznews – Commodity) – Harga gula mentah berjangka yang diperdagangkan di bursa komoditas internasional ICE New York yang berakhir hari Selasa (04/06) mendaki ke posisi tertinggi 3 pekan. Demikian juga untuk harga gula putih di bursa ICE London ditutup naik ke posisi tertinggi 2 pekan.
ICE jual harga gula lebih tinggi dipicu posisi uang Real Brasil naik ke tinggi 1-1/2 bulan terhadap dolar, sehingga menghambat penjualan ekspor oleh produsen gula Brasil. Namun, kenaikan harga gula dibatasi setelah berita Kementerian Pertanian India memperkirakan bahwa produksi tebu India 2018/19 akan naik 5,1% y/y ke rekor 400,47 MMT.
Pekan lalu harga gula melonjak naik dari posisi terendahnya setelah merespon data Unica pada 23 Mei melaporkan produksi gula Brazil Center-South 2019/20 pada paruh pertama Mei turun 16,34% y/y menjadi 1,595 MMT, dengan persentase tebu yang digunakan untuk gula turun menjadi 36,22% dari 36,48% tahun lalu dan persentase tebu yang digunakan untuk pendakian produksi etanol menjadi 63,78% dari 63,52% tahun lalu.
Harga gula mentah kontrak bulan Juli akhir perdagangan bursa New York ditutup naik 0.09 poin atau 0.74% dari perdagangan sebelumnya pada harga $12,19 per lb. Demikian juga untuk harga gula putih kontrak bulan Agustus yang terpantau di bursa London ditutup naik 0.20 poin atau 0.60% dari perdagangan sebelumnya di 330.80 per lb.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan secara teknikal harga gula di ICE New York berpotensi naik kembali oleh laporan Kementrian India diatas.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang