(Vibiznews-Commodity) – Harga minyak mentah di awal perdagangan sesi Asia hari Rabu (10/07) naik lebih dari 1% setelah sebuah laporan kelompok industri API menunjukkan pasokan minyak mentah AS turun untuk minggu keempat berturut-turut, mengurangi kekhawatiran tentang kelebihan pasokan.
Harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 90 sen atau 1,5% menjadi $58,73, harga ini berada di posisi tinggi dalam sepekan perdagangan. Demikian juga dengan harga minyak berjangka acuan internasional atau minyak Brent naik 69 sen atau 1,1% menjadi $64,85.
Harga minyak berjangka AS dan tolok ukur global diatas telah meningkat tahun ini karena OPEC dan produsen besar seperti Rusia telah menghormati komitmen untuk memangkas produksi dan mendukung harga minyak. Tetapi investor telah mencari tanda-tanda bahwa produksi tanpa henti dari Amerika Serikat sedang dikonsumsi, yang mengarah pada penurunan persediaan.
API melaporkan pasokan minyak mentah AS turun lebih dari perkiraan minggu lalu, sementara persediaan bensin menurun dan stok distilasi meningkat. Persediaan minyak mentah turun 8,1 juta barel dalam seminggu hingga 5 Juli menjadi 461,4 juta, selain itu stok minyak mentah di pusat pengiriman Cushing-Oklahoma, turun 754.000 barel.
Namun, produksi minyak mentah AS diperkirakan akan naik ke rekor baru 12,36 juta barel per hari (bph) pada tahun 2019 dari tertinggi 10,96 juta bph tahun lalu, menurut EIA’s Short Term Energy Outlook yang dirilis pada hari Selasa.
Sebelumnya harga minyak telah berada di bawah tekanan dari kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global di tengah tanda-tanda bahaya dari perang perdagangan AS-China yang menggelegar selama setahun terakhir.
Untuk perdagangan selanjutnya, analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak WTI akan turun terus ke posisi support 56.98 – 55.30. Namun jika bergerak tinggi akan mendaki ke posisi resisten 58.05 – 59.10.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang