Rekor Tinggi Bursa Amerika Dipangkas Oleh Komentar Presiden Trump

649

(Vibiznews – Index) – Setelah mencapai rekor perdagangan sebelumnya, bursa saham  di bursa Amerika bergerak fluktuatif sepanjang sesi dan berakhir negatif beberapa saat lalu Rabu (17/07). Indeks bursa utama sempat menguat  awal sesi masih merespon  positif terhadap berita pendapatan dari Citigroup.

Penutupan bursa Wall Street, indeks Dow Jones yang mencapai rekor tinggi baru awal sesi   mengakhiri hari turun 23,53 poin atau 0,1 persen pada 27.335,63. Indeks Nasdaq yang sarat dengan saham teknologi juga turun 35,39 poin atau 0,4 persen menjadi 8.222,80, sedangkan indeks S&P 500 turun 10,26 poin atau 0,3 persen menjadi 3.004,04.

Secara sektoral, saham energi tertekan oleh karena harga minyak mentah turun tajam setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan Iran siap untuk bernegosiasi tentang program misilnya. Karenanya  NYSE Arca Natural Gas Index anjlok 2,1 persen, sedangkan Philadelphia Oil Service Index merosot 1,4 persen.

Kelemahan yang signifikan juga terlihat di antara saham-saham perangkat lunak, dengan Dow Jones A.S. Software Index turun 1,2 persen. Saham perangkat keras komputer dan saham semikonduktor juga melemah.

Sementara itu kekuatan terjadi pada saham sektor transportasi dengan Dow Jones Transportation Average naik 1,8 persen ke penutupan tertinggi dua bulan. J.B. Hunt Transport Services (JBHT) memimpin sektor transportasi lebih tinggi setelah perusahaan truk tersebut melaporkan pendapatan kuartal kedua  lebih baik dari yang diharapkan.

Tekanan jual saham di Wall Street muncul jelang penutupan setelah Presiden Donald Trump mengatakan kepada wartawan AS bahwa pembicaraan perdagangan China masih memiliki  jalan panjang  dan sekali lagi mengancam untuk mengenakan tarif pada barang-barang Cina senilai $325 miliar lainnya.

Penutupan yang lebih rendah di Wall Street juga merespon  data ekonomi AS yang mixed dan menimbulkan  ketidakpastian tentang prospek jangka pendek untuk suku bunga.  Departemen Perdagangan merilis laporan yang menunjukkan pertumbuhan penjualan ritel AS yang lebih kuat dari yang diharapkan.

Departemen Perdagangan mengatakan penjualan ritel naik 0,4 persen pada Juni, sesuai dengan kenaikan pada bulan Mei setelah diperkirakan  hanya naik 0,1 persen. Sementara itu, sebuah laporan terpisah dari The Fed menunjukkan produksi industri AS secara tak terduga Juni datar, karena penurunan tajam dalam output utilitas mengimbangi peningkatan manufaktur dan output pertambangan.

Pedagang juga mencerna berita pendapatan dari perusahaan besar seperti Goldman Sachs , Johnson & Johnson, JPMorgan, dan Wells Fargo.

 

Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting  
Editor: Asido Situmorang 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here