(Vibiznews-Commodity) – Harga minyak mentah akhir perdagangan sesi Asia hari Selasa (30/07) naik untuk hari keempat berturut di tengah optimisme Federal Reserve AS minggu ini akan memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam lebih dari sepuluh tahun, yang seharusnya mendukung pertumbuhan permintaan ekonomi dan bahan bakar di negara pengguna minyak terbesar dunia.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 42 sen atau 0,7% pada $64,10 per barel setelah perdagangan sebelumnya naik 1,6%. Demikian harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 37 sen atau 0,6%, menjadi $57,23 per barel setelah perdagangan sebelumnya naik 1,2%.
Jika bank sentral AS mengurangi suku bunga, akan mendukung kelanjutan dalam kegiatan ekspansi ekonomi global dan mendorong pertumbuhan permintaan minyak mentah untuk semester kedua tahun 2019. Sehingga harga minyak selanjutnya akan mendaki terus ke posisi atas $60 untuk minyak WTI dan atas $70 untuk minyak Brent.
Perdagangan sebelumnya harga minyak mentah diperkuat oleh risiko kekurangan pasokan karena ketegangan tetap tinggi di sekitar Selat Hormuz, yang merupakan jalur tersibuk dari lintasan minyak dunia. Ketegangan meningkat antara Iran dan Barat setelah pasukan komando Iran menangkap sebuah kapal tanker berbendera Inggris di Teluk bulan ini sebagai pembalasan atas penyitaan sebuah tanker Iran oleh pasukan Inggris di dekat Gibraltar.
Untuk perdagangan selanjutnya, analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak WTI berpotensi naik kembali pada posisi resisten 57.55 – 58.71. Namun jika tertekan kembali akan meluncur ke posisi support 56.20 – 55.10.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang