(Vibiznews – Index) Bursa saham AS jatuh pada hari Rabu (16/10) tertekan data penjualan ritel yang lemah, ditambah dengan kekhawatiran perang dagang yang berkelanjutan, mengimbangi hasil laba yang kuat.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 45 poin, atau 0,2% pada pembukaan. Indeks S&P 500 mundur 0,2% sementara indeks Nasdaq Composite turun 0,4%.
Penjualan ritel secara tak terduga turun 0,3% pada bulan September, menandai penurunan pertama mereka dalam tujuh bulan. Pengurangan pengeluaran kendaraan bermotor dan pembelian online, di antara faktor-faktor lain, menekan penjualan ritel.
Data yang lemah menambah kekhawatiran baru-baru ini atas potensi resesi. Data ekonomi global menunjuk ke pertumbuhan yang lebih lambat sementara sektor manufaktur AS sudah berkontraksi. Di tengah kekhawatiran itu adalah perang dagang AS-China yang sedang berlangsung, yang menjadi semakin tidak menentu.
The Wall Street Journal melaporkan ada pertanyaan tentang berapa banyak lagi produk pertanian AS yang akan dibeli Tiongkok dan berapa lama. Kekhawatiran ini datang bahkan setelah China dan AS menyetujui minggu lalu untuk fase pertama dari kesepakatan perdagangan yang lebih luas.
Untuk melengkapi semua ini, China mengancam akan mengambil tindakan balasan terhadap A.S. sebagai tanggapan atas undang-undang yang mendukung para pemrotes di Hong Kong. Dewan Perwakilan AS menyetujui undang-undang pada hari Selasa yang akan mengakhiri status perdagangan khusus Hong Kong dengan AS kecuali jika Departemen Luar Negeri memutuskan bahwa hak asasi manusia dihormati.
Kekhawatiran terkait perdagangan ini membayangi rilis hasil kuartalan yang kuat.
Bank of America melaporkan laba dan pendapatan yang lebih baik dari yang diperkirakan pada hari Rabu untuk kuartal ketiga, mengirimkan sahamnya naik lebih dari 2%. Bisnis konsumen dan perbankan perusahaan membantu mengimbangi pendapatan perdagangan yang merosot.
United Airlines naik lebih dari 1% karena pendapatan yang melampaui ekspektasi analis. Maskapai ini juga meningkatkan panduan pendapatan setahun penuh.
Bank of New York Mellon juga naik 0,8% karena angka kuartalannya mengalahkan estimasi Wall Street.
Sejauh ini, musim pendapatan perusahaan sedang menuju awal yang terik. Dari S&P 500 perusahaan yang telah melaporkan hingga Rabu pagi, 83% telah melampaui ekspektasi analis, data FactSet menunjukkan.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Wall Street berpotensi turun dengan melemahnya data penjualan ritel AS dan meredanya optimisme perdagangan AS-China.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting