(Vibiznews – Forex) – Dolar AS semakin kuat dengan menghargai meredanya kekhawatiran tentang eskalasi dalam konflik Timur Tengah antara AS dan Iran, meskipun telah dikonfirmasi bahwa pesawat Ukraina dijatuhkan oleh rudal Iran. Pasar global tidak menunjukkan reaksi seperti yang sudah diduga.
Pair EURUSD tetap di posisi bawah kisaran mingguannya, sekitar 1,1100, namun tekanan dibatasi oleh meningkatnya data produksi industri Jerman. Pair sebelumnya sempat anjlok ke posisi terendah dalam 2 pekan.
Pair GBPUSD anjlok menuju angka 1,3000 menyusul komentar dari Gubernur BOE Mark Carney yang mengatakan bahwa bank sentral memiliki banyak ruang untuk pelonggaran signifikan, menunjukkan bahwa bank tersebut memiliki ruang kebijakan setara dengan 250 basis poin.
Dolar Australia tetap lemah, diperdagangkan di dekat level terendah mingguannya terhadap dolar, tidak dapat mengambil keuntungan dari rally berkelanjutan dalam aset berimbal hasil tinggi. Aussie tertekan juga dengan ambruknya harga komoditas baik harga minyak mentah dan juga logam mulia.
2 Pejabat Fed James Evans dan James Bullard dalam suatu event semalam mengatakan sangat nyaman dengan pemotongan suku bunga tahun lalu. Mereka juga mengatakan suku bunga berada di tempat yang tepat untuk mendukung perekonomian dan kesepakatan fase 1 perdagangan AS-Cina memiliki kemungkinan terbuka untuk menstabilkan ketidakpastian ekonomi.
Berikut katalis penggerak pasar hari ini perlu diperhatikan:
- Pemerintah Australia akan merilis data retail sales yang diperkirakan akan meningkat dan dapat saja mengangkat pair AUUUSD
- Di kawasan Eropa, hanya ada rilis data minor seperti data produksi industri beberapa negara anggota Euro. Data tersebut diperkirakan menunjukkan angka yang positif.
- Pada sesi Amerika, terdapat rilis data pekerjaan yang penting dan menjadi fokus pasar yang terakhir pekan ini sebelum penandatanganan kesepakatan fase satu AS-China. Data NFP AS bulan Desember diperkirakan akan lebih rendah dari periode bulan sebelumnya dan unemployment rate akan tetap.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang