(Vibiznews – Commodity) – Harga tembaga tertinggi satu minggu pada hari Kamis, di dukung oleh panasnya suasana di Timur Tengah, ditambah dengan penandatanganan perjanjian fase pertama antara AS – Cina pada minggu depan dan perkiraan menguatnya permintaan Cina.
Harga tembaga di London Metal Exchange mencapai tertinggi di $6,213.50 harga tertinggi sejak 2 Januari sebelum ditutup di harga $6,180 per ton.
Permintaan meningkat pada kuartal pertama dan kuartal kedua, terlihat tren naik karena pasar tembaga defisit dan persediaan masih sedikit.
Wakil Presiden Cina akan menandatangani perjanjian fase 1 di Washington pada kunjungan tanggal 13 – 15 Januari. Tembaga menjadi bagian dari komoditas yang akan dibicaraka pada perjanjian itu.
Persediaan tembaga di gudang London Metal Exchange sebesar 135,800 ton terendah sejak Maret tahun lalu dan turun 60% sejak Agustus. Di gudang yang dikelola Shanghai Futures Exchange persediaan tembaga sebesar 141,000 ton, turun 50% sejak Maret 2019.
Permintaan tembaga global Cina diperkirakan 24 juta ton tahun ini, sementara produksi tembaga Republik Demokrasi Kongo naik 15.9% dari tahun lalu menjadi 1.308 juta ton pada periode Januari sampai Nopember 2019.
Produksi tambang tembaga di Chili turun di tambang Codelco dan BHP Escondida di bulan Nopember akibat kerusuhan dan protes di negara itu.
Produksi Codelco turun 11% dari tahun lalu pada bulan yang sama menjadi 155,200 MT, sementara produksi dari Escondida tambang tembaga terbesar turun 1.5% menjadi 103,200 MT. Sementara produksi Collahuasi tambang tembaga joint venture Anglo American dan Glencore naik 9.7% menjadi 56,700 MT.
Harga logam lain adalah sebagai berikut, harga zinc Maret turun 1.1% menjadi $2.377 per ton, setelah sebelumnya naik ke tertinggi dua bulan di $2,416. Harga aluminium naik 0.2% menjadi $1,803.50, Harga karbon naik 1.5% menjadi $1,929 dan harga nikel naik 0.2% menjadi $14,085 dan harga timah naik 0.5% menjadi $17,250.
Loni T / Analyst Vibiz Research Centre – Vibiz Consulting Group
Editor : Asido
