(Vibiznews – Indeks) – Perdagangan saham awal pekan di bursa Jepang alami tekanan jual yang cukup signifikan pada sesi hari Senin (29/06/2020), sehingga membuat indeks Nikkei terjun ke posisi terendah 2 pekan. Anjloknya harga saham di Nikkei juga diikuti oleh bursa saham kawasan Asia lainnya.
Sentimen investor global sedang terganggu oleh oleh kekhawatiran atas pemulihan ekonomi global dari pandemi covid-19 karena semakin meningkatnya kasus baru penyebaran virus di seluruh dunia yang akhir pekan lalu melampaui 10 juta. Secara global, 163.172 kasus baru dilaporkan pada hari Minggu, dengan Jepang menambahkan 93 kasus virus corona baru, sementara Amerika Serikat menambah rekor hampir 40540.
Anjloknya rilis data retail sales Jepang sebagai pemberat sentimen di bursa saham Tokyo , dimana perdagangan ritel Jepang menurun sebesar 12,3 persen tahun-ke-tahun pada bulan Mei 2020, mencatat penurunan bulan ketiga berturut-turut.
Indeks Nikkei ditutup jatuh 517,04 poin atau 2,3% menjadi 2.195,04. Demikian untuk indeks Topix turun 28,15 poin atau 1,78 persen menjadi 1.549,22. Untuk indeks Nikkei berjangka bulan September 2020 kini sedang bergerak negatif dengan turun 10 poin atau 0,05% ke posisi 22.040.
Tekanan kuat paling besar bagi indeks dipicu oleh anjloknya saham-saham eksportir besar seperti saham Canon turun 5,96%, saham Suzuki Motor turun 5,21%, saham Nissan anjlok 3,01%, saham Panasonic turun 3,23% dan saham Honda turun 2,36%. Anjlok parahnya saham eksportir ini dipicu oleh posisi kuatnya ye Jepang terhadap dolar AS.
Melihat pergerakan secara sektoral, semua sektor masuk zona negatif dengan penutupan indeks yang signifikan. Sektor yang paling terpukul yaitu saham besi dan baja, saha pertambangan, dan transportasi udara.
Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting



