(Vibiznews – IDX Stocks) – Disaat IHSG ditutup turun tipis lebih rendah 0.07% atau 3.39 ke level 5096.44, sektor aneka industry melonjak 1.25 Persen. Dan saat di telesuri, ada 2 saham emiten penghasil tekstil yang harganya naik tinggi, yaitu saham CNTX milik PT Century Textile Industry Tbk dan seham BELL, milik PT Trisula Textile Industries Tbk.
Harga ke dua saham ini tiba-tiba melonjak jelang ditutupnya jam perdagangan bursa di Bursa Efek Indonesia.
Saham CNTX ditutup naik fantastis sebesar 13% atau 26 poin ke harga Rp.226 per lembar, dimana saat pembukaan bursa tadi pagi di buka menguat ke harga Rp.204, naik dibandingkan harga penutupannya kemarin yaitu di harga Rp.200 per lembar.
Sementara harga saham BELL ditutup naik 2.04% ke harga Rp.150 per lembar, naik 3 poin dibandingkan harga penutupannya kemarin sore yaitu di harga Rp.147 per lembar. Pada pembukaan bursa, saham ini dibuka turun ke harga Rp.146 per lembarnya dan untuk satu bulan terakhir sudah naik 0.67 persen.
Saham CNTX
PT Century Textile Industry Tbk, pemilik saham dengan kode CNTX saat ini terus berupaya memacu kinerjanya agar bisa bertumbuh di tengah-tengah kondisi pasar global yang menantang. Salah satu upaya yang dilakukan oleh emiten tekstil tersebut di antaranya dengan mengembangkan produk-produk kain baru yang memiliki nilai tambah.
Dalam acara paparan publik yang disiarkan secara virtual pada akhir bulan lalu, yaitu pada hari Jumat (25/9), manajemen menyebutkan, saat ini CNTX tengah dihadapkan sejumlah tantangan, salah satu di antaranya yakni berupa kondisi pasar di Amerika, Eropa, dan Jepang yang belum sepenuhnya pulih.
Sebagian penjualan perusahaan memang menyasar pasar ekspor. Sepanjang tahun fiskal 2019 yang berakhir pada 31 Maret 2020, sebanyak 51,48% dari total penjualan perusahaan menyasar pasar ekspor. Adapun nilai penjualan ekspor perusahaan saat itu tercatat sebesar US$ 19,62 juta dari total penjualan US$ 38,12 juta.
Selain kondisi pasar ekspor yang belum pulih, tantangan juga datang dari daya saing biaya produksi produk tekstil di Indonesia yang melemah. Menurut manajemen CNTX, pelemahan tersebut disebabkan oleh kenaikan biaya bahan baku, biaya utilitas, dan upah tenaga kerja.
Produk baru berupa kain yang dikembangkan diklaim memiliki sejumlah kelebihan. Beberapa contoh keunggulan yang ditawarkan misalnya seperti mudah dibersihkan dari noda membandel, memiliki daya serap keringat yang baik, memiliki ketahanan warna yang lebih lama, dan masih banyak lagi.
Pengembangan dan produksi produk baru dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas pewarnaan dan penyempurnaan baru milik perusahaan. Untuk saat ini CNTX telah mengoperasikan beberapa mesin baru seperti new heat setter, new pad steamer, new resin stenter, new roll dryer, dan new preshrunk machine.
Seiring dengan upaya pengembangan produk baru, CNTX akan terus memperluas jaringan pelanggan dan meragamkan jenis produk yang dihasilkan. Hal ini dibarengi dengan strategi efisiensi untuk menurunkan seluruh biaya-biaya yang ada.
Dalam jangka beberapa tahun ke depan, CNTX berharap bisa mengungkit penjualan hingga mencapai US$ 61 juta pada tahun fiskal 2022. Angka tersebut lebih besar sekitar 60% dibandingkan realisasi kinerja penjualan perusahaan pada tahun fiskal 2019 yang mencapai US$ 38,12 juta.
Saham BELL
PT Trisula Textile Industries Tbk, (BELL), emiten penyedia kain, seragam dan fashion melakukan inovasi dengan memproduksi kain sehat. Adapun kain ini telah dipasok ke garmen dan desainer di berbagai wilayah Indonesia untuk dijadikan produk windbreaker jacket, outer, rompi, dan sebagainya.
Direktur PT Trisula Textile Industries Tbk, Nurwulan Kusumawati mengatakan Kain Sehat ini adalah inovasi BELL dalam beradaptasi menghadapi pandemi Covid-19. Tantangan yang dihadapi BELL saat ini adalah pada aktivitas pemasaran karena adanya kebijakan pembatasan sosial di berbagai tempat.
Dalam menghadapi hal ini, Nurwulan mengatakan BELL sudah memiliki agen-agen distributor untuk Kain Sehat ini sehingga hal ini merupakan peluang bagi BELL untuk terus memperluas pasar Kain Sehat.
Nurwulan mengatakan Kain Sehat BELL sudah diproduksi oleh garmen dan desainer menjadi produk windbreaker jacket, outer, rompi, dan sebagainya. BELL sendiri membuat Jaket Lipat dari Kain Sehat ini dengan merek JOBB. Untuk ke depannya kain ini bisa digunakan untuk seragam karena produk ini fleksibel dapat digunakan untuk berbagai macam jenis pakaian.
BELL telah memproduksi Jaket Lipat melalui brand milik Perseroan, yaitu JOBB. Sama halnya dengan Kain Sehat, Jaket Lipat BELL ini telah didistribusikan di berbagai daerah di dalam negeri. Jaket Lipat ini dipasarkan melalui toko ritel dan secara online melalui media social.
Sampai akhir tahun nanti, Nurwulan mengatakan BELL masih memantau kondisi Pandemi Covid-19 sehingga masih belum menetapkan target penjualan Kain Sehat. Diharapkan Kain Sehat ini dapat memberikan kontribusi yang positif untuk BELL.
Selasti Panjaitan/Vibiznews
Editor : Asido Situmorang