(Vibiznews – Commodity) – Pada penutupan pasar hari Jum’at harga soft commodities mixed , dengan harga kopi Arabika turun , harga kopi Robusta naik, harga gula turun dan harga kakao naik.
Harga kopi Arabika pada hari Jumat turun karena pandemic covid-19 gelombang ke dua dimana sebagian negara mengalami lockdown permintaan akan kopi menurun, Sementara harga kopi Robusta penurunannya terhenti karena penundaan panen karena hujan.
Harga gula turun pada penutupan pasar hari Jumat karena melemahnya real Brazil.
Harga kakao pada penutupan pasar hari Jumat naik untuk dua hari berturut-turut di New York naik ke tertinggi 3 minggu dan di London naik ke tertinggi dua minggu.
Adapun penggerak pasar pada minggu ini adalah sebagai berikut :
Harga kopi Arabika Desember di ICE New York turun $1.10 (1.03%) menjadi $105.60 dan harga kopi Robusta Januari di ICE London turun 0.15%.
Faktor penggerak pasar Kopi:
- Produksi kopi dunia di 2019/20 ( Oktober – September) turun 2.2% dari tahun lalu menjadi 169.344 juta kantong menurut ICO.
- Konsumsi kopi global turun 0.5% dari tahun lalu menjadi 167.807 juta kantong menurut ICO.
- Pasar kopi dunia di 2019/20 akan menjadi surplus 1.538 juta kantong dari perkiraan sebelumnya surplus 952,000 kantong di 2019/2020 menurut ICO.
- Ekspor kopi Global dari Oktober – Agustus turun 5.6% dari tahun lalu menjadi 116.54 juta kantong menurut ICO.
- Ekspor kopi Brazil di 2020/21 diperkirakan akan meningkat menjadi 41.8 juta kantong .
- Ekspor kopi Arabika Colombia di bulan September turun 12 % dari tahun lalu menjadi 886.000 juta kantong
- Ekspor kopi Robusta Vietnam di Januari – September turun 1.4% dari tahun lalu menjadi 1.251 MMT menurut General Departement of Vietnam Customs.
- Perkiraan Produksi kopi Robusta Vietnam di 2020/21 diperkirakan naik 1.7% dari tahun lalu menjadi 524,144 MT menurut Vietnam’s Departement of Agricultural dan Rural Department.
Harga gula Maret di ICE New York turun 6 sen (0.41%) menjadi $14.72 dan harga gula Desember di ICE London turun 0.85%.
Faktor Penggerak Pasar Gula:
- Produksi gula dunia di 2020/21 ( April / Maret) naik 2.3% dari tahun lalu menjadi 173.5 MMT setelah turun 8.4% di 2019/20 menjadi 169.6 MMT menurut ISO.
- Pasar gula dunia di 2020/21 akan defisit 72,000 MMT defisit 14,000 MT di 2019/20 menurut ISO.
- Produksi gula Brazil, negara produsen gula terbesar di dunia di tahun 2020/21 diperkirakan akan naik 32 % dari tahun lalu menjadi 39.3 MMT dari 29.8 MMT di 2019/20 menurut CONAB.
- Produksi gula India di 2019/20 akan turun 15% dari tahun lalu ke tiga tahun terendah menjadi 28 MT karena kekeringan dan penundaan musim monsoon menurut ISMA.
- Ekspor India di 2020/21 mencapai 6 MMT naik dari 5.8 MMT di 2019/20 menurut ISMA
- Produksi gula Thailand di 2020 /21 turun 13% dari tahun lalu menjadi terendah 11 tahun sebesar 7.2 MMT karena cuaca kering di ladang tebu.
- Perkiraan produksi gula Uni Eropa di 2020/21 turun 5.6% dari tahun lalu menjadi 16.05 MT karena cuaca kering menurut FAS- USDA.
- Cina diperkirakan akan mengimport gula sebesar 3.5 MMT di 2019/20 naik 15% dari perkiraan sebelumnya sebesar 3.04 MMT menurut CASDE.
Harga kakao Desember di ICE New York naik $5 (0.20%) menjadi $2,479 per ton dan harga kakao Desember di ICE London naik 0.41%.
Faktor penggerak pasar kakao :
- Produksi kakao dunia di 2019/20 (Oktober – September) akan turun 2% dari tahun lalu menjadi 4.724 MMT menurut ICCO
- Perkiraan produksi kakao yang digiling akan turun 3.1% dari tahun lalu menjadi 4.635 MMT penurunan pertama sejak 2016 menurut ICCO.
- Perkiraan pasar Kakao 2019/20 akan surplus 42,000 MT dari defisit 52,000 MT di 2018/19. menurut ICCO
- Produksi Ivory Coast di 2019/20 diperkirakan naik 1.2% dari tahun lalu menjadi 2.18 MMT.
- Produksi Ghana 2019/20 diperkirakan naik 5.2% dari tahun lalu menjadi 770,000 MT turun dari perkiraan sebelumnya 800,000 MT
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
Editor : Asido