(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit naik ke tertinggi 10 bulan pada hari Rabu, karena perkiraan turunnya persediaan Oktober dan penurunan produksi.
Harga minyak sawit Januari di Bursa Malaysia Derivatif Exchange naik 60 ringgit atau 1.95% menjadi 3,130 ringgit ($751.86) per ton, harga tertinggi sejak 13 Januari.
Pasar memperkirakan produksi Malaysia menurun. Produksi minyak sawit di bulan Oktober turun 6% dari bulan sebelumnya, dan persediaan turun 8% akibat pembatasan kegiatan akibat pandemic Covid -19 sehingga kekurangan buruh untuk melakukan panen sawit.
Persediaan minyak sawit terganggu karena negara-negara produsen terbesar di Asia Tenggara sedang mengalami La Nina sehingga cuaca hujan dan lembab melanda perkebunan sawit, yang diperkirakan cuaca ini akan berakhir antara bulan Desember – Februari, sementara cuaca monsoon diharapkan akan datang di Malaysia Timur Daya pada bulan Nopember.
Impor minyak sawit Uni Eropa dan Inggris di 2020/21 totalnya 2.05 juta ton naik 2% dari sesi sebelumnya menurut pengumuman resmi dari Uni Eropa.
Harga minyak kedelai di Dalian naik 2% dan harga minyak sawit naik 2.4%, harga minyak kedelai di CBOT juga naik 0.4%.
Kesimpulan :
Harga minyak sawit masih akan mengalami kenaikan karena perkiraan MPOB akan melaporkan turunnya persediaan pada bulan ini, pada laporan bulanan persediaan dan permintaan pada tanggal 10 Nopember.
Turunnya produksi terjadi karena :
- Curah hujan yang tinggi karena La Nina membuat perkebunan sawit lembab dan dipenuhi air bahkan bisa banjir.
- Dan juga kekurangan buruh akibat pandemic covid menyebabkan kesulitan untuk panen akibatnya produksi berkurang.
Analisa tehnikal dari minyak sawit dengan support pertama di 2,990 ringgit dan berikut ke 2,940 ringging sedangkan resistant pertama 3,150 ringgit dan 3,180 ringgit.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
Editor : Asido


