(Vibiznews-Forex) – Di tengah perdagangan forex sesi Eropa hari Kamis (12/11/2020) posisi poundsterling dalam pair GBPUSD masih dalam down trend yang melanjutkan pergerakan bearish sebelumnya di tengah posisi dolar AS yang sedang melemah. Rilis data prelim PDB Inggris untuk periode kuartal ketiga tahun 2020 belum mampu merubah trend.
PDB Inggris meningkat 15,5% dalam kuartal ketiga yang berakhir September 2020, sebagian pulih dari rekor kontraksi 19,8% yang terlihat pada periode sebelumnya dan dibandingkan dengan ekspektasi pasar pertumbuhan 15,8%. Ini adalah laju ekspansi ekonomi terkuat sejak tahun 1955, yang mencerminkan berlanjutnya pelonggaran pembatasan lockdown serta beberapa pemulihan aktivitas dari kontraksi tajam di bulan April.
Sebelumnya poundsterling tertekan oleh laporan bahwa pembicaraan Brexit kemungkinan akan lewat dari tenggat waktu 15 November. Meskipun ada kemajuan, namun beberapa isu masih tetap belum terselesaikan.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya sedang terpangkas di pasar uang Eropa setelah sempat menyentuh posisi tertinggi satu pekan, karena fokus investor bergeser dari optimisme vaksin baru-baru ini ke meningkatnya infeksi virus korona dan kekhawatiran tentang prospek ekonomi. AS mengonfirmasi peningkatan tertinggi dalam kasus baru sejak efek negatif pandemi mulai dirasakan pada Maret, dengan rekor dunia 136.000 kasus tercatat dalam satu hari, sementara menderita jumlah kematian tertinggi sejak awal Mei.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair GBPUSD ditutup lemah. Kini pair berada di posisi 1,3185 dan berusaha naik kembali ke 1.3227, jika tembus mendaki ke resisten kuatnya di 1,3283-1,3325. Namun jika tertekan kembali, akan turun ke posisi terendah sebelumnya di 1.3160 sebelum capai support lemah di 1,3109-1,2970.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting
