(Vibiznews-Forex) – Di tengah perdagangan forex sesi Eropa hari Kamis (3/12/2020), posisi euro bergerak retreat dari posisi tertinggi 2-1/2 tahun yang dicapai pada pembukaan sesi Eropa oleh rilis data ekonomi kawasan Euro yang mixed. Pair bergerak kuat sejak sesi Asia berpijak pada pelemahan dolar AS.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya beranjak naik di pasar uang Eropa dari posisi terendah 2 tahun lebih; terangkat oleh menurunnya sentimen aset risiko dengan pergerakan negatif indeks S&P500 berjangka dan juga negatifnya posisi yield obligasi AS.
Dari laporan ekonomi, data indeks harga konsumen zona euro tetap di wilayah deflasi pada bulan November selama empat bulan berturut-turut, sementara survei PMI mengkonfirmasi ekonomi sektor swasta masih di area kontraksi meskipun ada perbaikan dari bulan Oktober. Namun data perdagangan ritel zona euro naik 1,5 persen dari bulan sebelumnya pada Oktober 2020, menyusul penurunan 1,7 persen pada bulan September dan mengalahkan ekspektasi pasar rebound 0,8 persen.
Di sisi kebijakan moneter, risalah pertemuan kebijakan ECB pekan lalu menunjukkan bahwa keputusan bank sentral untuk mengumumkan kalibrasi ulang kebijakan moneternya tidak bulat, sementara anggota ECB memperingatkan tentang risiko menoleransi jangka panjang dari inflasi yang lemah.
Sentimen pergerakan selanjutnya dapat memperhatikan pergerakan bursa saham global, serta rilis data ekonomi Amerika yang penting dan perlu diperhatikan seperti data ISM Service PMI dan juga klaim pengangguran mingguan yang diperkirakan menunjukkan data yang lebih rendah.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair EURUSD akan menguat,pair berada di posisi 1.2109 dan berusaha naik kembali ke 1.2138. Jika tembus mendaki ke resisten kuat di 1.2142 – 1.2170. Namun jika koreksi akan meluncur ke posisi pivot di 1.2080, jika tembus meluncur ke support kuat harian di 1.2056-1.2014.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting
