Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (18 Desember); Rupiah Bergerak Stabil

763
Vibizmedia Photo

(Vibiznews – Economy and Bonds) – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik, demikian rilis dari Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Jumat ini (18/12).

Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:

A)   Perkembangan Nilai Tukar 14-17 Desember 2020

Pada akhir hari Kamis, 17 Desember 2020 

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.085 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 5,94%.
  3. DXY melemah ke level 89,82.
  4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 0,933%.

Pada pagi hari Jumat, 18 Desember  2020

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.085 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun turun di 5,92%.

Aliran Modal Asing (Minggu III Desember 2020)

  1. Premi CDS (Credit Default Swaps) Indonesia 5 tahun turun di 65,75 bps per 17 Desember 2020 dari 67,91 bps per 11 Desember 2020.
  2. Berdasarkan data transaksi 14-17 Desember 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp3,86 triliun, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp2,04 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp1,82 triliun.
  3. Berdasarkan data setelmen selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto sebesar Rp140,01 triliun.

 

B)   Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali

  1. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III Desember 2020, perkembangan harga pada bulan Desember 2020 diperkirakan inflasi sebesar 0,36% (mtm).  Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi 2020 sebesar 1,60% (yoy).
  2. Penyumbang utama inflasi yaitu cabai merah sebesar 0,08% (mtm), telur ayam ras sebesar 0,06% (mtm), cabai rawit sebesar 0,04% (mtm), tomat sebesar 0,03% (mtm), daging ayam ras sebesar 0,02% (mtm), minyak goreng, jeruk, wortel, dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan berasal dari komoditas emas perhiasan  sebesar -0,05% (mtm) dan bawang merah sebesar -0,01% (mtm).

“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” demikian akhir catatan dari Departemen Komunikasi BI, Jumat ini (18/12).

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here