(Vibiznews – Commodity) – Harga kedelai naik pada penutupan pasar hari Jumat di akhir minggu karena penutupan posisi jual di akhir minggu, setelah turun pada hari Kamis karena laporan ekspor di bawah perkiraan dan Laporan NOPA pada hari Kamis juga diluar perkiraan , laporan tersebut menunjukan penurunan kedelai yang digiling akibatnya turunnya persediaan minyak kedelai.
Harga kedelai Mei naik 15 sen menjadi $14.3325 per bushel.
Total ekspor yang dijanjikan untuk dikirim dari data ekspor mingguan sebesar 60.76 MMT (2.23 bbu) atau 98% dari perkiraan ekspor USDA, naik 5.6% dari tahun lalu, membuat total ekspor naik 9% turun dari periode sebelumnya 13%.
Akumulasi pengiriman kedelai sampai 8 April sebesar 55.5 MMT naik 70% dari tahun lalu, sehingga mencapai 89% dari perkiraan USDA pada periode ini.
Laporan ekspor mingguan USDA pada hari Kamis sebesar 90.448 MT masih di bawah range perkiraan 100k – 200k MT. Negara Pembeli terbesar dari Indonesia, namun ada pembatalan dari Cina sebesar 65,000 MT. Pemesanan dari persediaan baru sebesar 265,544 MT dalam range perkiraan 0 – 500k MT.
Untuk soymeal pemesanan sebesar 71,525 MT untuk pengiriman 2020/21, dibawah perkiraan 75k – 250k MT dan untuk pengiriman 2021/22 sebesar 26,206 MT masih dalam ranger perkiraan 0 – 50k MT. Untuk minyak kedelai yang dipesan sudah dikurangi pembatalan sebesar 1,458 MT dibawah perkiraan 5 – 30k MT.
NOPA pada hari Kamis melaporkan bahwa kedelai yang digiling sebesar 177.984 pada bulan Maret, dibawah perkiraan. Ini adalah penurunan kedua terendah yang terjadi pada tahun ini gabungan dari 14.5 mbu di bulan Feb dan Maret. Total penggilingan di tahun marketing ini di atas 2019/20 sebesar 36 mbu. Persediaan minyak kedelai menjadi 1.771 milyar lbs, dibanding rata-rata 1.822 milyar lbs.
Analisa tehnikal untuk kedelai dengan support pertama di $13.99 kemudian ke $13.78 sedangkan resistant di $14.35 dan berikut ke $14.46.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
Editor : Asido



