(Vibiznews – Forex) GBP/USD diperdagangkan di sekitar 1.3555, turun karena menguatnya dollar AS akibat ketakutan akan inflasi dan mengintainya bencana batas hutang AS. Harga gas Inggris naik membumbung sebanyak 40% ke rekor ketinggian. Hal ini membebani Sterling.
Komentar PM Inggris Boris Johnson bahwa pertumbuhan ekonomi Inggris kuat, tidak berhasil menaikkan Sterling. Harga gas Inggris telah naik membumbung sebesar 40% ke rekor ketinggian baru, dan mencekik konsumen Inggris sehingga mendorong turun pounsterling.
Raja matauang, dollar AS kembali ke tahtanya, didukung oleh naiknya yields obligasi. Setelah stabil di 1.50%, yields treasury AS naik ke 1.57%, level tertinggi sejak bulan Juni, yang memberikan dorongan naik ekstra bagi dollar AS. Kenaikan ini merupakan reaksi pasar atas rencana the Fed untuk melakukan tapering atas skema pembelian obligasi.
PMI dari ISM mengatasi yang diperkirakan dengan angka 61.9 poin di bulan September dan komponen inflasi di dalamnya juga meningkat.
Payrolls swasta dari ADP muncul di 568.000 pekerjaan, lebih tinggi dari yang diperkirakan sebesar 425.000.
Secara keseluruhan GBP/USD memiliki ruang yang signifikan untuk jatuh lebih lanjut.
“Support” terdekat menunggu di 1.3525 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3435 dan kemudian 1.3400. “Resistance” terdekat menunggu di 1.3590 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3650 dan kemudian 1.3695.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
