Perkembangan Stabilitas Nilai Tukar (29 Oktober 2021); Inflasi Rendah Terkendali

625
Rupiah Melemah
Vibizmedia Photo

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran Covid-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut :

A. Perkembangan Nilai Tukar 25 – 29 Oktober 2021
Pada akhir hari Kamis, 28 Oktober 2021
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.170 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 6,15%.
3. DXY[1] melemah ke level 93,35.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 1,580%.

Pada pagi hari Jumat, 29 Oktober 2021
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.150 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke level 6,14%.

Aliran Modal Asing (Minggu IV Oktober 2021)
1. Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke level 79,28 bps per 28 Oktober 2021 dari 81,87 bps per 22 Oktober 2021.
2. Berdasarkan data transaksi 25-28 Oktober 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp0,78 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp4,32 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp3,54 triliun.
3. Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden beli neto Rp8,91 triliun.

B. Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali
1. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV Oktober 2021, perkembangan harga pada Oktober 2021 masih terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,10% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Oktober 2021 secara tahun kalender sebesar 0,91% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,64% (yoy).

2. Penyumbang utama inflasi Oktober 2021 sampai dengan minggu IV yaitu komoditas cabai merah sebesar 0,07% (mtm), minyak goreng sebesar 0,04% (mtm), rokok kretek filter sebesar 0,02% (mtm) cabai rawit, daging ayam ras, dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain telur ayam ras dan tomat masing-masing sebesar -0,03% (mtm), bawang merah, bayam, kangkung, sawi hijau, dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,01% (mtm).

Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.

 

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here