(Vibiznews – Economy and Bonds) – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik, demikian rilis dari Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Jumat ini (5/11).
Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:
A. Perkembangan Nilai Tukar 1 – 5 November 2021
Pada akhir hari Kamis, 4 November 2021
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.335 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke level 6,21%.
- DXY menguat ke level 94,35.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 1,526%.
Pada pagi hari Jumat, 5 November 2021
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.340 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun ke level 6,18%.
Aliran Modal Asing (Minggu I November 2021)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke level 78,59 bps per 3 November 2021 dari 81,27 bps per 29 Oktober 2021.
- Berdasarkan data transaksi 1-4 November 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp12,66 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp0,42 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp13,08 triliun.
- Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden jual neto Rp11,28 triliun.
B. Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali
- Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu I November 2021, perkembangan harga pada November 2021 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,16% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi November 2021 secara tahun kalender sebesar 1,09% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,54% (yoy).
- Penyumbang utama inflasi November 2021 sampai dengan minggu I yaitu komoditas minyak goreng sebesar 0,04% (mtm), cabai merah sebesar 0,03% (mtm), daging ayam ras dan telur ayam ras masing-masing sebesar 0,02% (mtm), serta sabun detergen bubuk dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain bawang merah, tomat dan cabai rawit masing-masing sebesar -0,01% (mtm).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting



