Berita Menarik dari Bursa: Dari Tensi Geopolitik Sampai BBNI Masuk Metaverse

531

(Vibiznews – IDX Stocks) – Tensi geopolitik yang memanas antara Rusia dan Ukraina akhir-akhir ini membuat harga beberapa komoditas seperti emas, nikel dan minyak mentah meningkat cukup signifikan. Salah satu komoditas yang meningkat, yaitu emas, yang kini berada pada level 1888,93 dolar AS per troy ounce. Angka ini merupakan level tertinggi sejak November 2021 lalu pada level 1877,40 dolar AS per troy ounce.

Kenaikan harga emas ini awalnya dipicu oleh aksi hedging (transaksi lindung nilai) para investor akibat inflasi yang tinggi pada mayoritas negara maju di dunia. Namun, meningkatnya tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina pada awal tahun 2022 ini membuat investor semakin cepat meninggalkan aset-aset berisiko seperti saham dan melarikan dana mereka ke aset yang lebih aman seperti emas.

Selain emas, beberapa komoditas yang harganya ikut meningkat signifikan akibat peristiwa ini adalah minyak mentah dan nikel. Secara year to date, komoditas emas telah meningkat sebesar 4,1%, minyak mentah sebesar 22,1% dan nikel sebesar 16,07%.

Memanasnya tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina berpotensi membuat harga emas yang merupakan asset safe haven meningkat. Selain itu, Rusia juga merupakan produsen minyak dunia dan nikel terbesar ketiga di dunia. Seiring dengan kenaikan harga komoditas sektor energi menjadi sektor dengan kenaikan tertinggi kedua di IHSG dengan +13,15% secara year to date, lebih tinggi dari performa IHSG (+3,85% ytd).

• Saham BBNI – milik PT. Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) saat ini sedang membangun metaverse. Direktur IT & Operasi BNI, Y.B. Hariantono mengatakan bahwa layanan komersial dalam metaverse BNI dapat menggunakan mata uang rupiah, dan tidak harus menggunakan mata uang crypto.

• Saham ANTM – Smelter Feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk dengan kapasitas 13.500 ton di Halmahera Timur, Maluku Utara, ditargetkan beroperasi di kuartal keempat tahun ini. Smelter yang seharusnya beroperasi pada tahun 2021 lalu ini akan bekerja sama dengan PLN dalam memenuhi kebutuhan daya smelter tersebut.

• Saham ARNA – milik PT Arwana Citramulia Tbk akan menjual kembali saham treasuri yang dibeli pada periode 3 Maret 2020 – 26 Oktober 2020. Penjualan akan dimulai pada 3 Maret 2022. Jumlah saham yang akan dijual/diperdagangkan kembali sebesar 70 juta lembar saham, sekitar 1% dari seluruh saham yang dimiliki perusahaan.

• Saham BGTG – PT Bank Ganesha Tbk telah mengirimkan permohonan pencatatan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kepada BEI pada hari Rabu 16 Februari 2022. Harga pelaksanaan ditetapkan 200 rupiah per saham dengan total nilai emisi mencapai 1,1 triliun rupiah. Adapun rasio right issue-nya adalah 2:1.
Laba Bersih PT Bank Mega Tbk – kode saham MEGA meningkat +18,8% YoY menjadi 1,5 triliun rupiah pada Q4 2021 dibanding laba bersih 1,2 triliun rupiah pada Q4 2020. Hal ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih menjadi 1,1 triliun rupiah (+20,6% YoY).

Secara kumulatif selama tahun 2021 (FY21), laba bersih perusahaan naik +33,2% YoY dari 3,0 triliun rupiah menjadi 4,0 triliun rupiah. Hal ini didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih menjadi 4,8 triliun rupiah (+23,7% YoY). Selain itu, pendapatan non-bunga juga tumbuh +7,6% menjadi 3,1 triliun rupiah.
• Uni Eropa mencatatkan inflasi tertinggi sejak pembentukan zona Uni Eropa. Pertumbuhan harga konsumen telah meningkat menjadi lebih dari 5% untuk kawasan secara keseluruhan.
• PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) berpotensi delisting setelah disuspensi selama 24 bulan.

Selasti Panjaitan/Vibiznews