(Vibiznews – Commodity) – Harga kopi pada penutupan hari Kamis melanjutkan penurunan pada minggu ini dengan harga kopi Arabika turun ke harga terendah 2 bulan terendah dan harga kopi Robusta turun ke terendah 1 bulan. Harga kopi turun karena kekhawatiran invasi Rusia ke Ukraina menaikkan harga bahan bakar membuat turunnya ekonomi global. Penurunan ekonomi membuat permintaan kopi turun karena berkurangnya pengunjung ke restoran dan kafe.
Harga kopi turun karena kopi yang sudah dikirim ke Rusia tidak dapat dibayar dan pembayaran dari pesanan kopi dari Rusia juga tidak dapat dibayar karena sangsi yang diberikan oleh Negara Barat ke Rusia membuat sistem keuangan Rusia mengalami tekanan.
Harga kopi Arabika Mei di ICE New York turun $6.30 (2.75%) menjadi $222.90 dan harga kopi Robusta Mei di ICE London turun 0.84%.
Harga kopi Robusta turun karena pengiriman kopi dari Vietnam meningkat setelah laporan the Vietnam General Statistics Office melaporkan pada hari Senin bahwa ekspor kopi Vietnam pada bulan Januari – Februari naik 3.4% dari tahun lalu menjadi 305,000 MT. Vietnam adalah produsen kopi Robusta terbesar di dunia.
Harga kopi sedang mengalami tren naik sebelum invasi Rusia ke Ukraina karena Persediaan kopi global berkurang sehingga harga naik harga kopi Arabika naik ke harga tertinggi 10 ¼ tahun pada 10 Februari dan harga kopi Robusta naik ke harga tertinggi 1 ½ bulan pada hari Rabu lalu. Persediaan kopi Arabika dalam pengawasan ICE turun ke jumlah terendah 22 tahun di 990,990 kantong pada hari Rabu demikian juga persediaan kopi Robusta dalam pengawasan ICE juga turun ke jumlah terendah 3 ¼ tahun sebesar 8,818 lot pada hari Selasa.
The Colombia National Federation of Coffee Growers melaporkan pada hari Kamis bahwa bahwa produksi kopi Colombia pada bulan Februari turun 16% dari tahun lalu menjadi 928,000 kantong dan ekspor kopi Januari turun 23% dari tahun lalu menjadi 980 juta kantong.
The Green Coffee Association melaporkan pada 15 Februari lalu bahwa persediaan kopi hijau di AS turun 0.6% dari bulan lalu dan 0.8% dari tahun lalu menjadi 5,795,841 kantong.
Pada 8 Februari the International Coffee Organization (ICO) mengurangi perkiraan surplus kopi global 2020/21 menjadi 1.20 juta kantong dari perkiraan Januari 2.41 juta kantong. Data dari Cecafe pada 2 Februari Ekspor kopi hijau Brazil turun 14% dari tahun lalu menjadi 2.9 juta kantong.
The ICO juga melaporkan pada hari Selasa ekspor kopi global 2021/22 dari 1 Oktober – Januari turun 1.5% dari tahun lalu menjadi 41.8 juta kantong.
Penurunan penyebaran virus covid di AS sehingga membuat pembatasan akan dilepaskan sehingga pertemuan – pertemuan bisa berlangsung lagi dan permintaan kopi akan naik kembali. Rata-rata 7 hari penambahan penderita covid di AS turun ke terendah 7 bulan pada hari Rabu sebesar 58,603.
Curah hujan turun di bawah normal di Brazil membuat harga kopi naik, menurut Somar Meteorologia pada hari Senin bahwa di Minas Gerais, curah hujan 20.8 mm atau hanya 39% dari rata-rata
Harga kopi Arabika naik dari perkiraan bahwa persediaan global akan turun karena cuaca yang tidak mendukung dan gangguan rantai pasokan. Cuaca kering pada saat ini dan terjadinya salju telah mengganggu tanaman kopi pada tahun 2021 dan mengganggu potensi pertumbuhan hasil panen pada dua tahun ke depan. Pada 16 Desember 2021 ketika Conab Brazil’s melaporkan bahwa produksi kopi Arabika turun 36 % dari tahun lalu menjadi 31.4 juta dari 48.8 juta kantong di 2020.
The USDA FAS memperkirakan bahwa ekspor kopi Brazil di 2021/22 turun 27% dari tahun lalu menjadi 33.2 juta kantong turun dari rekor 45.67 juta kantong di 2020/21 karena kekeringan dan beku.
Analisa tehnikal untuk kopi Arabika dengan support pertama di $221 dan berikut ke $213 sedangkan resistant pertama di $ 243 dan berikut ke $252.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting