(Vibiznews – Forex) Kita sering mendengar instrumen Safe Haven atau biasa juga disebut dengan Lindung Nilai.
Sebelum nya mari kita bahas pengertian dari Safe Haven.
Safe Haven adalah :
Jenis investasi yang diharapkan dapat mempertahankan atau meningkatkan nilainya saat pasar sedang ber gejolak atau fluktuatif. Investor mencari tempat perlindungan yang aman untuk mengurangi resiko kerugian bagi aset investasi nya di kala sedang terjadi penurunan dan pergolakan pasar yang tak menentu. Investasi safe haven menawarkan perlindungan dari penurunan pasar.
Investasi safe haven mendiversifikasi portofolio investor dan bermanfaat pada saat terjadi nya volatilitas pasar. Seringkali, ketika pasar naik atau turun, hal ini tidak berlangsung lama. Akan tetatpi seperti hari-hari ini, terjadinya gelombang inflasi yang tajam secara global. Ditambah beberapa negara sudah mengalami resesi ekonomi, atau terancam resesi. Juga terjadi nya penurunan pasar berkepanjangan. Hal ini mengakibatkan pasar mengalami gejolak, yang memberikan dampak nilai pasar dari sebagian besar investasi turun secara tajam.
Kondisi seperti ini membuat investor berupaya melihat instrumen apa yang bisa dijadikan sebagai aset safe haven. Dimana investor memperkirakan aset ini tidak berkorelasi atau berkorelasi negatif dengan pasar umum selama masa kesusahan. Di saat sebagian besar aset jatuh nilainya, safe havens tetap dapat mempertahankan bahkan justru mengalami peningkatan nilai.
Ada beberapa instrumen save haven yang cukup dikenal, misalnya :
1. Emas
2. Currencies : USD, Yen, Swiss Franc
3. Saham saham dari sektor tertentu
Tetapi tidak selamanya instrumen ini dianggap konsisten sebagai save haven
Volatilitas pasar yang sangat flkutuatif sering memberikan kejutan yang tak terduga serta reaksi pasar yang berbeda pula .
Di pasar bearish, investor biasanya lebih suka membeli emas, dan pada saat inflasi tinggi dan volatilitas pasar, emas dianggap oleh banyak orang sebagai aset ‘safe haven’. Namun akhir-akhir ini, harga emas sedang dalam perjalanan menurun
Seperti Kamis siang ini, harga emas kembali anjlok, dimana di sesi perdagangan Kamis (21/7/2022) pukul 06:15 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.694,55 per troy ons merupakan harga terendah selama 15 Bulan.
Investor memperkirakan peningkatan suku bunga lanjutan oleh bank sentral utama untuk menahan lonjakan inflasi.
Harga emas berjangka turun 0,66% ke $1.689,05/oz pukul 11.13 WIB
Memasuki sesi perdagangan Eropa pergerakan Gold cenderung turun, candle h1 terakhir doji harga bergerak antara 1685 – 1695..
Menurut beberapa Analis mengatakan bahwa memang emas adalah alat lindung nilai terhadap inflasi. Juga terkadang harganya bereaksi terhadap angka inflasi, tetapi tidak selalu demikian.
Apalagi saat ini Federal Reserve (The Fed) akan Kembali melakukan intervensi untuk mengendalikan laju inflasi. Biasanya, nilai emas naik ketika biaya hidup meningkat. Tapi sekarang, emas tetap berada di bawah tekanan di belakang indeks dolar, yang saat ini diperdagangkan lebih tinggi di tengah meningkatnya inflasi di AS.
Greenback atau dolar Amerika tetap dipandang sebagai safe haven, sekali pun Amerika memiliki jumlah kasus Covid-19 tertinggi di dunia.
Nilai dollar tetap tinggi, relatif stabil, hal ini disebabkan oleh :
1. Politik dan ekonomi Amerika relatif stabil dan tidak bergejolak
2. Juga fakta menunjukkan nila mata uang nya tidak bergejolak seperti hal nya mata uang negara berkembang lain nya. Seperti lira Turki dan peso Argentina yang merosot dalam beberapa tahun terakhir ini.
3. Dolar AS disimpan oleh sebagian besar bank sentral global sebagai cadangan
4. Sebagian besar transaksi internasional dilakukan dengan mata uang AS. Mata uang resmi AS sebagian besar berada di luar perbatasannya, dengan lebih dari $1,8 triliun dolar sekarang beredar di seluruh dunia. Bahkan diyakini bahwa dua pertiga dari uang kertas $100 dan hampir setengah dari uang kertas $50 disimpan di luar AS, menurut data yang kami ambil dari CNBC.
5. Dolar merupakan mata uang safe haven di saat gejolak dan ketidakpastian global.
6. Ada pendapat pandemi menciptakan gelombang ketidakpastian yang besar, termasuk di benak bank sentral dan investor lain di dunia. Baik Bank Sentral dan investor pada dasarnya ingin memegang aset dolar. Hal ini berdampak pada ,perebutan dolar menjadi kuat, yang membuat dolar sebagai primadona untuk aset safe haven.
Dasar dari perebutan dolar yang kuat ini dari kepercayaan. Investor dan gubernur bank sentral di seluruh dunia mempercayai pemerintah AS untuk membayar kewajibannya, Mereka mempercayai, di situasi pasar yang tidak pasti, aset dolar adalah taruhan yang aman.
Gonjang ganjingnya keadaan perekonomian dunia, membuat inevstor memburu membuat aset lindung nilai (safe haven).
Menurut data dari Commodity Futures Trading Commission (CFTC) periode 21 Juni 2022. Data ini menunjukkan posisi spekulatif net long dolar AS melejit ke level US$ 1,52 miliar atau sekitar Rp 22,5 triliun (kurs Rp 14.800/US$)
Kenaikan tersebut menunjukkan para spekulan semakin banyak memborong dolar Amerika, dibandingkan mata uang utama lainnya. Seperti hal nya yen, euro, poundsterling, franc dolar Kanada dan dolar Australia, yang sering diperhitungakn sebagai aset safe haven di instrumen currencies.
Tanda-tanda pelaku pasar beralih ke dolar AS terlihat dari posisi beli bersih (net long) yang naik secara tajam.
Sekalipun dalam beberapa tahun terakhir ini , ada seruan untuk mata uang cadangan alternatif, mulai dari negara-negara seperti China hingga organisasi antar pemerintah seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa. Namun sepertinya , untuk masa mendatang, sulit membayangkan mata uang lain menjadi lebih menonjol dibandingkan mata uang dolar.
Mengambil tulisan dari investopedia, Morgan Stanley setiap tahun nya memilih mata uang safe-haven. Pada tahun 2020, bank investasi memilih dolar AS sebagai mata uang safe-haven terbaik.
Dengan meningkatnya ketidakpastian, instrumen safe haven pun kembali menjadi buruan pelaku pasar. Emas yang dikenal memiliki nilai lindung terhadap inflasi, justru terlihat tak berdaya di tengah kondisi saat ini.
Kondisi ini makin memicu para pemburu sfae haven lebih memilih dolar sebagai aset safe haven nya. Greenback dinilai lebih likuid, lebih stabil dan lebih prospektif dibandingkan dengan emas. Tak pelak, membuat greenback jadi makin berkibar, menjadi PRIMADONA di instrumen safe haven lain nya.
Kemilau emas menjadi berkurang untuk aset haven di saat ini.
Dolar Amerika naik karena pelaku pasar mencari perlindungan di aset-aset safe-haven di tengah kekhawatiran lonjakan inflasi yang mencapai level tertinggi dalam empat dekade.
Hannah Rebecca/Journalist
Editor : Asido