(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit turun pada hari Selasa mengakhiri kenaikan harga pada 7 hari berturut-turut. Persediaan akhir September meningkat dan ekspor diawal Oktober melambat.
Harga minyak sawit Desember di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 145 ringgit atau 3.78% menjadi 3,602 ringgit ($790.41) per ton.
Laporan Persediaan dan Permintaan bulan September dari The Malaysian Palm Oil Board (MPOB) :
- Persediaan naik 10.54% dari bulan Agustus menjadi 2.32 juta ton, tertinggi sejak Oktober 2019. Diatas perkiraan Reuters’ 2.27 juta ton. Persediaan akhir naik karena persediaan awal sudah tinggi.
- Hasil CPO pada 4 bulan berturut-turut naik karena musim panen, naik 2.6% menjadi 1.77 juta ton.
- Ekspor naik 9.25% menjadi 1.42 juta ton, tertinggi sejak September 2021. Peningkatan ekspor karena peningkatan permintaan India, akan merayakan Festival Diwali pada akhir Oktober
Ekspor Minyak sawit Malaysia 1 – 10 Oktober turun 17.3% dari bulan September pada minggu yang sama menurut Intertek Testing Service.
AmSpec Agri Malaysia mengatakan ekspor naik 0.5% dari 1 – 10 Oktober.
Di Indonesia persediaan minyak sawit di akhir Agustus turun 4.04 juta ton dari 5.91 juta ton di akhir Juli, karena peningkatan ekspor menurut GAPKI .
Pasar minyak sawit secara fundamental bearish, namun harga minyak mentah meningkat dan harga minyak nabati lain meningkat membuat penurunan terbatas.
Harga minyak kedelai di Bursa Dalian naik 0.6% sementara harga minyak sawit naik 1.8%. Harga minyak kedelai turun di Chicago Board of Trade 1.5%.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama di 3,560 ringgit dan berikut 3,400 ringgit. Resistant pertama di 3,920 ringgit dan berikut ke 3,960 ringgit
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting